Jumat, 01 Juli 2011

Tiga Mahasiswa Unibraw Juara di AS


 
 
k-11 Rektor Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Prof Dr Ir Yogi Sugito, bersama tiga mahasiswa yang berhasil menyabet juara 1 kompetisi Teknologi pangan Internasional yang diselenggarakan di Amerika serikat. Selasa (21/6/2011).

MALANG, KOMPAS.com — Tiga mahasiswa dari Indonesia asal Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, kembali berhasil menyabet juara dunia dalam kompetisi teknologi pangan Internasional di New Orleans, Lousiana, Amerika Serikat, pada 11-14 Juni 2011.
Kompetisi tersebut dilaksanakan Institute Of Food Tecknologists (IFT). IFT merupakan organisasi international dengan anggota para Food Scientist yang tersebar di 100 negara di seluruh dunia.
Selama 70 tahun, IFT mendedikasikan misi  untuk mengatasi masalah-masalah, pangan terutama di negara berkembang, seperti Indonesia. Tema kompetisi teknologi pangan yang digelar IFT itu adalah "Pemanfaatan ilmu dan teknologi pangan untuk mengatasi masalah kekurangan zat besi di negara berkembang".
Tiga mahasiswa yang telah mengharumkan nama Universitas Brawijaya (Unibraw) sekaligus Indonsia itu adalah Ricki Setyawan (22) dan Meidina Nurfitriani (22), keduanya asal Kota Malang, serta Maya Mukti (19) asal Blitar. Ketiganya adalah mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unibraw Malang.
Menurut Dr Agustin Krina Wardani, anak asuhnya berhasil menyisihkan 30 proposal yang masuk menjadi peserta kompetisi ini. "Unibraw Malang mengambil tema 'Melawan masalah kekurangan zat besi melalui produksi mi instan kaya zat besi dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal'," katanya, Selasa (21/6/2011), saat jumpa pers di Kampus Unibraw Malang.
Menurut Ricki Setyawan, komposisi bahan baku yang dibuat untuk mi instan adalah murni dari bahan lokal Indonesia, yakni singkong, ubi jalar, tempe, dan belut. "Itu yang menjadi bahan andalan mi instan fungsional yang kami buat itu," jelasnya.
Dari komposisi tersebut yang paling tinggi mengandung zat besi dan memiliki bioavailibilitas zat besi, jelasnya, adalah tempe dan belut. "Pada kompetisi babak final, kami berhasil mengalahkan Universitas Gadjah Mada. UGM menempati posisi kedua. Posisi ketiga diraih oleh Institue Of Chemical Technology, India," kata Ricki.
Adapun yang menjadi juri dalam kompetisi tersebut adalah Sajiid Alavi dari Kansas State University, Joseph M Awika dari Texas A And M University, Betty Bugusu dari Purdue University, Luiz fernadez dari Cargiil Food Ingrediets and System, Cargill centre Europe dan Angle Mwaniki dari General Mills.
Agustin Krina Wardani berharap, dengan kemenangan yang diraih 3 mahasiswa Unibraw tersebut akan memuluskan jalan menuju akreditasi international oleh IFT pada jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP) bagi Unibraw.
Sebelumnya, pada 2010 mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pertanian Unibraw juga  menyabet gelar juara ketiga dunia dalam kopetisi teknologi pangan di Chicago Illinois, Amerika Serikat (AS). Tiga mahasiswa tersebut adalah Anugerah Dany, Fathy Faisal, dan Danial Fathurrahman.
Ketiganya, berhasil membuat beras tiruan, yang berhasil mengalahkan 11 negara dengan 33 jenis proposal yang dilombakan. Beras buatan itu merupakan olahan dari garut, singkong, dan kacang tunggak. Beras buatan tersebut ditemukan memiliki kandungan gizi dan nutrisi yang lebih lengkap dan lebih bagus daripada beras biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar