Jumat, 02 September 2011

Budayakan Kembali Sarapan Pagi


Jakarta, Kompas - Sarapan pagi harus kembali dibiasakan di kalangan anak-anak sekolah. Hal itu perlu dilakukan agar anak terhindar dari kebiasaan jajan makanan yang tak sehat.Pengajar Bagian Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang, Ir Suyatno MKes, mengatakan, sarapan pagi sekarang ini mulai ditinggalkan di keluarga yang kedua orangtuanya sibuk.”Ada juga orangtua yang ingin pragmatis. Karena anak tak mau sarapan, anak langsung diberi uang jajan dan anak memilih sendiri menunya. Padahal anak belum tentu tahu menu yang sehat,” kata Suyatno, pekan lalu.Jika kondisi seperti ini berlangsung secara terus-menerus, bisa menimbulkan anak kekurangan gizi, bahkan bisa sampai menghambat pertumbuhan fisik.Padahal jika dibiasakan sarapan, kata Suyatno, rata-rata kebutuhan energi anak sekolah, sepertiganya dapat dipenuhi dari sarapan.                                                                               Menjerumuskan.Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2008 menunjukkan, 48 persen anak sekolah jajan setiap hari. Hanya satu persen yang tidak pernah jajan. Jajanan sekolah memberikan kontribusi 36 persen kebutuhan energi anak. Sayangnya, sekitar 44 persen jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat karena mengandung bahan berbahaya atau kandungan gizi tidak seimbang.Direktur Bina Gizi Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan, Minarto sepakat, keluarga perlu mengembalikan kebiasaan sarapan pagi. ”Di tengah kesibukan orangtua, sediakanlah sarapan yang bergizi dan sehat. Ini penting bagi aktivitas dan perkembangan anak,” ucapnya.”Lebih dari 50 juta penduduk Indonesia adalah anak sekolah usia 6-18 tahun. ”Kalau sejak dini diajarkan mengonsumsi makanan yang sehat, mereka akan memiliki modal fisik bagus dan nutrisi otak yang cukup,” ucap Minarto. (ICH)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar