WASHINGTON, KOMPAS.com - Suatu penelitian awal memberi harapan bagi tersedianya pengobatan yang efektif dan murah untuk penyakit keropos tulang atau osteoporosis.
Studi para ilmuwan di Women's College Research Institute and University of Toronto, Kanada, mengindikasikan bahwa penggunaan salep nitrogliserin berpotensi menambah kepadatan tulang dan mencegah osteoporosis.
Seperti dilaporkan Journal of the American Medical Association, pemakaian salep nitrogliserin selama dua tahun pada wanita pascamenopause memberi efek signifikan terhadap peningkatan kepadatan mineral tulang (BMD) dan menurunkan resorpsi tulang.
"Nitrogliserin dapat merangsang pembentukan tulang dan mencegah resorpsi. Ini dapat memberi efek pada kepadatan dan struktur tulang," ungkap peneliti dalam laporannya.
Nitrogliserin sebelumnya telah digunakan secara luas sebagai vasodilator, obat yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan membantu mengatasi problem jantung seperti angina dan gangguan jantung kronik.
Sophie Jamal beserta timnya menguji efikasi salep nitroglycerin bagipeningkatan kepadatan mineral tulang pada bagian lumbar spine, femoral neck dan tulang panggul. Selain menggunakan nitrogliserin, peneliti juga menggunakan placebo sebagai pembanding.
Sebanyak 243 perempuan pascamenopause dilibatkan dalam riset yang berlangsung antara November 2005 hingga Maret 2010 ini. Responden dipilih secara acak untuk menggunakan salep nitrogliserin atau plasebo, yang dibalurkan sebelum tidur selama dua tahun.
Hasilnya menunjukkan, kelompok yang diberikan nitrogliserin menunjukkan peningkatan BMD signifikan pada bagian lumbar spine (6.7 persen), panggul ( 6.2 persen), dan femoral neck (7,0 persen) selama 24 bulan dibanding mereka yang diberi plasebo.
Pengguna nitrogliserin juga mengalami peningkatan BMD dan kekuatan tulang pada tulang radius dan tibia. Selain itu, dibanding plasebo, penggunaan nitrogliserin secara signifikan berkaitan dengan peningkatan alkalin fosfat spesifik, yang merupakan penanda dari pembentukan tulang dan penurunan N-telopeptide (penanda dari resorpsi tulang).
Sementara itu, laporan mengenai efek samping serius tidak terlalu berbeda di antara dua kelompok. Di antara kelompok yang melanjutkan pengobatan selama 24 bulan, kasus sakit kepala dilaporkan terjadi pada 35 persen pengguna nitrogliserin dan 5,4 persen kelompok plasebo pada bulan pertama dan menunjukan penurunan setelah 12 bulan.
"Kesimpulannya, pemberian salep nitrogliserin meningkatkan formasi tulang dan menurunkan resorpsi sehingga memperbaiki BMD, struktur tulang dan indeks kekuatan tulang setidaknya lebih baik dari pengobatan saat ini. Temuan ini juga mengindikasikan penggunaan nitrogliserin setiap hari menurunkan risiko patah tulang vertebral dan non-vertebral. Efikasi nitrat menurunkan risiko patah tulang ini seharusnya diteliti lagi dalam skala yang lebih besar, random dan terkontrol," ujarnya.
Studi para ilmuwan di Women's College Research Institute and University of Toronto, Kanada, mengindikasikan bahwa penggunaan salep nitrogliserin berpotensi menambah kepadatan tulang dan mencegah osteoporosis.
Seperti dilaporkan Journal of the American Medical Association, pemakaian salep nitrogliserin selama dua tahun pada wanita pascamenopause memberi efek signifikan terhadap peningkatan kepadatan mineral tulang (BMD) dan menurunkan resorpsi tulang.
"Nitrogliserin dapat merangsang pembentukan tulang dan mencegah resorpsi. Ini dapat memberi efek pada kepadatan dan struktur tulang," ungkap peneliti dalam laporannya.
Nitrogliserin sebelumnya telah digunakan secara luas sebagai vasodilator, obat yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan membantu mengatasi problem jantung seperti angina dan gangguan jantung kronik.
Sophie Jamal beserta timnya menguji efikasi salep nitroglycerin bagipeningkatan kepadatan mineral tulang pada bagian lumbar spine, femoral neck dan tulang panggul. Selain menggunakan nitrogliserin, peneliti juga menggunakan placebo sebagai pembanding.
Sebanyak 243 perempuan pascamenopause dilibatkan dalam riset yang berlangsung antara November 2005 hingga Maret 2010 ini. Responden dipilih secara acak untuk menggunakan salep nitrogliserin atau plasebo, yang dibalurkan sebelum tidur selama dua tahun.
Hasilnya menunjukkan, kelompok yang diberikan nitrogliserin menunjukkan peningkatan BMD signifikan pada bagian lumbar spine (6.7 persen), panggul ( 6.2 persen), dan femoral neck (7,0 persen) selama 24 bulan dibanding mereka yang diberi plasebo.
Pengguna nitrogliserin juga mengalami peningkatan BMD dan kekuatan tulang pada tulang radius dan tibia. Selain itu, dibanding plasebo, penggunaan nitrogliserin secara signifikan berkaitan dengan peningkatan alkalin fosfat spesifik, yang merupakan penanda dari pembentukan tulang dan penurunan N-telopeptide (penanda dari resorpsi tulang).
Sementara itu, laporan mengenai efek samping serius tidak terlalu berbeda di antara dua kelompok. Di antara kelompok yang melanjutkan pengobatan selama 24 bulan, kasus sakit kepala dilaporkan terjadi pada 35 persen pengguna nitrogliserin dan 5,4 persen kelompok plasebo pada bulan pertama dan menunjukan penurunan setelah 12 bulan.
"Kesimpulannya, pemberian salep nitrogliserin meningkatkan formasi tulang dan menurunkan resorpsi sehingga memperbaiki BMD, struktur tulang dan indeks kekuatan tulang setidaknya lebih baik dari pengobatan saat ini. Temuan ini juga mengindikasikan penggunaan nitrogliserin setiap hari menurunkan risiko patah tulang vertebral dan non-vertebral. Efikasi nitrat menurunkan risiko patah tulang ini seharusnya diteliti lagi dalam skala yang lebih besar, random dan terkontrol," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar