Obat terbaru penyakit lupus dalam kurun 50 tahun ini dinilai oleh kalangan medis dapat membuka jalan bagi pengembangan obat-obat lainnya yang lebih efektif mengobati penyakit gangguan sistem imun tersebut.
Benlysta adalah jenis obat suntik yang didesain meringankan flare-up dan rasa sakit yang diakibatkan lupus, sejenis penyakit yang menyerang sistem kekebalan dan berpotensi fatal di mana kondisi kekebalan dapat menyerang jaringan dan organ.
Perusahaan Human Genome Sciences Inc butuh waktu sekitar 15 tahun untuk mengembangkan Benlysta. Rencananya, obat ini akan dibuat dan dipasarkan bersama GlaxoSmithKline PLC.
Perusahaan itu juga memperkirakan sedikitnya 200.000 penderita lupus di AS akan mendapatkan manfaat dari obat ini. Namun, para ahli menekankan bahwa Benlysta bukanlah obat yang akan memberi mukjizat.
Obat ini baru diuji coba terhadap 35 persen pasien di Amerika Utara dan tidak akan efektif bagi pasien yang sudah dalam kondisi yang sangat parah. Selain itu, obat ini juga tidak menunjukkan hasil positif pada pasien berkulit hitam atau Afro American, yang justru lebih banyak menderita penyakit ini.
FDA mengatakan dalam penyataan resminya bahwa perusahaan pembuat obat ini harus melakukan penelitian lanjutan secara eksklusif terhadap pasien berkulit hitam.
Dr Betty Diamond, yang telah meneliti lupus selama 30 tahun, menilai kehadiran Benlysta akan memberi gairah bagi peneliti dan pengembang obat-obatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar