Untuk mencapai pertumbuhan maksimalnya, anak-anak butuh kalsium dalam jumlah cukup.
KOMPAS.com - Usia 6-12 tahun adalah usia pertumbuhan anak yang cukup aktif. Diperlukan gizi seimbang untuk menunjang aktivitas dan pertumbuhannya. Asupan seimbang anak adalah dalam arti, seimbang dalam jenis, jumlah, dan jatah (pagi, siang, malam). Salah satu zat gizi yang dibutuhkan tubuh dan harus dipupuk sejak dini adalah kalsium. Kalsium dibutuhkan untuk menyusun dan mempertahankan struktur tulang dan gigi, pembekuan darah, transmisi rangsang saraf, dan mengatur irama detak jantung.
Sumber kalsium bisa berasal dari susu dan produk susu (1 gelas = 300 mg kalsium), sayur berdaun hijau tua (1/2 kg kangkung = 300 mg kalsium), atau kacang (1/2 kg kacang tanah = 300 mg kalsium). Sementara, jika tubuh tidak mendapatkan kalsium dari asupan luar, secara otomatis akan mengambil kalsium dari tulang.
Pada saat peluncuran susu Dancow Cokelat Actigo di Cilandak Town Square, Minggu (1/11), Dr dr Saptawati Bardosono, MSc, Sekjen Pengurus Pusat Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia mengatakan, bahwa menurut USRDA (United States Recommended Daily Allowances), anak usia 6-12 tahun memiliki kebutuhan kalsium 800-1300 mg/hari (AKG 600-1000 mg/hari). Asupan kalsium sangat diperlukan sebagai tabungan kepadatan tulang untuk mencapai puncak kepadatan tulang optimal di usia 25-30 tahun. Kepadatan tulang yang tinggi di usia 25-30 tahun dapat membantu mengurangi risiko terjadinya osteoporosis di usia senja.”
Selain itu, dokter yang akrab disapa dengan Dr Tati ini mengatakan, bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat -yang hampir semua anak sekolahnya terbiasa mengkonsumsi susu dan produk susu setiap hari- masih ditemukan 44 persen anak laki-laki dan 58 persen anak perempuan yang tidak terpenuhi kebutuhan kalsiumnya. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Dr Tati mengatakan, bahwa hampir 80 persen anak usia sekolah di Indonesia tidak terpenuhi kebutuhan kalsiumnya.
Tanda-tanda jika seseorang kekurangan kalsium antara lain; tubuh gemetar, saraf menjadi peka, kuku rapuh, insomnia, depresi, rasa kebas, jantung berdebar, dan otot betis kram. Memang baik untuk menyimpan cadangan kalsium sejak dini, lalu apa bahayanya jika kelebihan kalsium? Menurut Dr Tati, jika asupan kalsium berasal dari makanan, maka tidak akan terjadi kelebihan asupan kalsium, tapi jika asupannya berasal dari suplemen, maka akan ada dampaknya. Gejala kelebihan kalsium antara lain; kehilangan selera makan, mual-muntah, sulit BAB, nyeri perut, mulut kering, haus, dan sering buang air kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar