Sabtu, 28 Mei 2011

Kapuas Meluap, Kota Sintang Terendam



SINTANG, KOMPAS.com - Air Sungai Kapuas dan Sungai Melawi yang melintasi Kota Sintang semakin tinggi membuat sejumlah kantor pemerintah dan sarana pendidikan di ibu kota Kabupaten Sintang itu, Senin, terendam air.
Di Jalan PKP Mujahidin Sintang, ada beberapa kantor yang saat ini sudah digenangi banjir seperti Kantor Urusan Agama Kecamatan Sintang, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sintang dan Pengadilan Agama Sintang.
Selain itu, beberapa kantor lurah di Kecamatan Sintang berikut sejumlah sekolah juga tergenang air banjir. Bahkan sejumlah ruas jalan utama seperti Jalan Lintas Melawi dan Jalan PKP Mujahidin yang jarang digenangi air, juga ikut terendam meskipun masih bisa dilewati kendaraan bermotor.
Lurah Kapuas Kiri Hulu, Kecamatan Sintang, Gusti Masri mengatakan, banjir memang belum menggenangi kantor lurah, namun jalan menuju kantornya sudah tidak bisa dilewati kendaraan bermotor. "Tinggi air bervariasi di jalan menuju kantor lurah bahkan sudah mencapai satu meter," katanya.
Ia mengatakan kondisi banjir tersebut membuat pelayanan masyarakat di kantor lurah terkendala. "Pelayanan tetap berjalan seperti biasa namun menumpang di rumah warga," katanya.
Hal yang sama terjadi di Kantor Lurah Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang. Lurah Jum’anudin mengatakan air di kantor lurah sudah mencapai lebih dari setengah meter. "Pelayanan masyarakat tetap kami lakukan, namun terpaksa dilaksanakan di warung dekat kantor lurah yang tidak terendam air," ucapnya.
Camat Sintang Sudirman mengatakan, sudah menginstruksikan agar desa dan keluarahan yang ada di kecamatannya tetap menyelenggarakan pelayaan meskipun banjir. "Walaupun di rumah warga yang tidak terkena banjir saya meminta mereka tetap melaksanakan pelayanan ke masyarakat karena itu yang utama," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Sintang Senen Maryono mengatakan saat ini laporan sekolah yang tergenang banjir belum masuk. "Namun dari awal kita sudah memberikan wewenang kepada kepala sekolah untuk mengenhentikan sementara aktivitas belajar mengajar jika kondisi sekolah akibat banjir sudah tidak memungkinkan," katanya.
Ia juga mengatakan masyarakat akan memaklumi jika ada sekolah yang meliburkan muridnya karena banjir. "Kasihan juga kalau murid terpaksa pergi sekolah dengan sampan, tentunya mereka harus keluar biaya yang tidak sedikit, makanya sekolah dan komite bisa membuat kebijakan meliburkan sekolah hingga banjir surut," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar