KOMPAS/IWAN SETIYAWANLumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
SURABAYA, KOMPAS.com — Sekitar 17 peneliti terkemuka dunia berkumpul di Surabaya untuk membahas bencana lumpur Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (26/5/2011). Mereka mencari penyelesaian efektif dalam menanggulangi dampak jangka panjang bencana yang sudah memasuki tahun kelima itu.
Pertemuan yang difasilitasi LSM dari Australia, Humanitus Fondation, itu berlangsung selama dua hari sejak Rabu (25/5/2011) kemarin. Pada hari pertama, rombongan peneliti sempat berkunjung ke lokasi bencana lumpur di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.
Menurut Direktur Eksekutif Humanitus Jeffrey Richards, hingga lima tahun berjalan, para peneliti belum sepaham mengenai penyebab bencana lumpur Sidoarjo. "Penelitian terbaru oleh ilmuwan Indonesia, Australia, Inggris, Amerika, Rusia, dan Jepang meyakini bahwa lumpur Sidoarjo disebabkan aktivitas seismik atau gerakan lempengan tektonik," ungkapnya.
Sementara itu, Profesor Wataru Tanikawa dari Japanese Research Institut mengatakan, munculnya gunung lumpur itu terjadi karena mekanisme tekanan yang berlebihan pada permukaan tanah akibat pengeboran.
Bahkan, ilmuwan dari University of California, Berkeley, memprediksi dampak lumpur Sidoarjo akan berlangsung hingga 80 tahun ke depan. Jeffrey berharap, badan otorita yang ditunjuk pemerintah bersama pihak swasta dapat mendukung penelitian lebih jauh untuk kepentingan penanggulangan dampak lumpur, serta untuk program pembangunan ekonomi yang menguntungkan warga korban lumpur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar