Kamis, 30 Juni 2011

Daun Alpukat untuk Antihipertensi




Oleh: Nawa Tunggal
Penyakit tekanan darah tinggi menjadi pembunuh diam-diam setelah menyebabkan gangguan fungsi jantung, ginjal, kognitif, dan stroke. Dosen dan peneliti Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Azizahwati, mendiversifikasi sediaan obat herbal antihipertensi berupa kapsul daun alpukat.
Azizahwati, Rabu (15/6), mempresentasikan Laporan Akhir Hibah Riset Universitas Indonesia (UI) Tahun 2010 di UI, Depok, Jawa Barat. Ia meneliti pengapsulan ekstrak daun alpukat (Persea americana Mill) bersama tim yang berasal dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran UI, yaitu Erni H Purwaningsih, Endang Hanani, dan Sutriyo. Mereka memperoleh dana hibah riset UI tahun 2010 sebesar Rp 164,8 juta.
Menurut Kepala Subdirektorat Riset dan Inkubator Industri UI Yasman, hibah riset UI berasal dari Program Dana Masyarakat yang diambil dari biaya operasional pendidikan (BOP) yang diserahkan oleh setiap mahasiswa yang terdaftar. Tahun 2010 tersedia dana hibah untuk 199 kegiatan riset.
Kategori kegiatan meliputi riset awal, pascasarjana, unggulan, dan multidisipliner. Besar dana Rp 40 juta (riset awal) sampai Rp 175 juta (riset multidisipliner). ”Peneliti utama diwajibkan dari UI,” kata Yasman.
Yasman mengakui, riset yang dikerjakan sebagian besar untuk memenuhi rasa keingintahuan para dosen atau peneliti sehingga persentase hasil riset yang dapat diaplikasikan masyarakat dan industri masih relatif kecil. Namun, tim Azizahwati membuktikan riset mereka cukup aplikatif untuk memberikan alternatif kemasan dan produk obat herbal.
Antihiperlipidemia Azizahwati mengatakan, selain sebagai antihipertensi, kapsul daun alpukat berhasil dibuktikan sebagai antihiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah kondisi yang disebabkan oleh kandungan lemak atau kolesterol yang terlalu tinggi di dalam darah.
Bagi penderita hipertensi, kegemukan merupakan ciri khas mereka. Daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah pada penderita obesitas dengan hipertensi akan lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
Bagi yang mengalami hiperlipidemia, pola makan berlemak menjadi penyebab utama. Hal itu ditambah dengan gaya hidup kurang gerak sehingga memicu hiperlipidemia.
Hiperlipidemia merupakan salah satu pemicu serangan jantung, yaitu manakala kolesterol dalam darah yang mengendap sebagai plak di dinding pembuluh darah menjadi runtuh serta menyumbat pembuluh darah. Hipertensi dan hiperlipidemia menjadi penyebab kematian paling tinggi saat ini.
Azizahwati mengatakan, riset daun alpukat yang dikapsulkan akan dijadikan produk obat herbal setaraf fitofarmaka.
Fitofarmaka bisa diresepkan dokter seperti obat-obat berbahan kimia sintetis. Proses menuju fitofarmaka harus melewati uji klinis pada manusia.
Penelitian Azizahwati saat ini masih pada taraf uji praklinis, yaitu melakukan uji coba pada mencit (tikus percobaan). Hasil riset menunjukkan, pemberian ekstrak etanol daun alpukat memiliki efek antihiperlipidemia.
Mencit dibagi tiga kelompok dan diberi ekstrak daun alpukat dengan dosis masing-masing 10 miligram per kilogram berat badan (mg/kg bb), 20 mg/kg bb, dan 40 mg/kg bb. Kelompok mencit yang diuji coba dengan ekstrak daun alpukat dosis 40 mg/kg bb memberikan hasil paling baik.
Ekstrak etanol daun alpukat juga diketahui berfungsi sebagai antihipertensi pada dosis 40 mg/kg bb. Kemampuan menurunkan tekanan darah arteri rata-rata pada mencit jantan dan betina 58 mmHg dan 54,5 mmHg.
Agar menderita hiperlipidemia, mencit diinduksi kuning telur atau lemak hewan lain ke tubuhnya. Adapun kondisi hipertensi mencit diperoleh dengan cara menginduksikan garam.
Alat pengering yang digunakan untuk daun alpukat adalah avicel PH 101 dengan perbandingan 1:0,75 dan penambahan 8,3 persen aerosil.
Penggunaan avicel PH 102 disebutkan sebagai formula terbaik karena memiliki kerapatan massa (bulk density) dan laju alir yang paling besar. Hasilnya mengandung indeks kompresibilitas, kadar air, dan waktu hancur paling kecil.
Maserasi
Pembuatan ekstrak daun alpukat dilakukan dengan maserasi dengan alkohol 70 persen. Maserasi adalah merendam untuk mengeluarkan senyawa aktif pada serbuk daun alpukat. Sebanyak 300 gram serbuk daun alpukat dimaserasi dengan alkohol 70 persen, sampai mencapai rendemen 29 persen.
Kapsul daun alpukat menjadi obat herbal terstandar yang masih harus dikembangkan menjadi fitofarmaka. Azizahwati masih membutuhkan riset lebih lanjut dengan uji coba klinis pada manusia.
Bagi masyarakat awam, daun alpukat tidak terbayang dapat memberikan manfaat berupa menurunkan tekanan darah dan kadar lemak yang tinggi. Hipertensi dan kolesterol tinggi merupakan ancaman penyakit yang banyak mendera masyarakat.
Riset Azizahwati berhasil membuka mata segenap lapisan masyarakat. Kekayaan alam di sekitar kita cukup bermakna dalam memberikan manfaat bagi kesehatan.

Kapsul Cacing Penyembuh Tifus?


KOMPAS.com - Mungkin Anda sudah pernah mendengar atau bahkan mencoba khasiat dari kapsul cacing yang konon katanya efektif untuk menyembuhkan penyakit seperti demam tifoid atau tifus.
Obat yang dikemas dalam bentuk kapsul ini memang tidak pernah masuk dalam resep pengobatan yang diberikan oleh dokter di rumah sakit. Tetapi obat ini bisa Anda dapatkan secara bebas di tempat-tempat atau toko obat herbal. Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah obat tersebut benar-benar terbukti aman dan apa efek sampingnya?
Menurut Prof. Dr. Djoko Widodo, SpPD KPTI, sampai saat ini dirinya belum dapat memastikan apa kandungan dari kapsul cacing tersebut. Namun yang jelas kata Djoko, dari kalangan tim medis (dokter), tidak pernah menganjurkan pasien untuk menggunakannya.
"Kami tidak menyarankan pasien untuk menggunakan obat yang tidak jelas evidence basenya dan tidak ada bukti ilmiahnya," ujarnya saat seminar Penanganan Demam Tifoid Pada Praktek Sehari-hari, Rumah Sakit Premier Jatinegara, Sabtu, (25/6/2011).
Meski belum tahu pasti apa kandungan dalam kapsul cacing tersebut, Djoko menduga kapsul tersebut mempunyai kandungan protein yang tinggi serta baik untuk gizi dan vitamin. "Jadi saya pikir, kapsul cacing itu cuma seperti ekstrak jamu pada saat demam berdarah," imbuhnya.
Saat diminta tanggapannya terkait ada beberapa pasien tifus yang sembuh setelah mengkonsumsinya, Djoko mengatakan bahwa dirinya sedikit meragukan kalau kesembuhan itu semata-mata hanya dari kapsul cacingnya saja. Djoko menduga ada campuran lain didalam kapsul tersebut.
"Takutnya disitu dicampur juga obat anti panas, antibiotik, penicillin, bisa juga kan? Sehingga pada infeksi ringan bisa sembuh. Susah kalau sudah beli obat yang bebas dan sudah dalam bentuk kapsul, karena isinya tidak jelas," tandasnya.

Temulawak Bisa Melawan Penuaan





JAKARTA, KOMPAS.com — Industri jamu di Indonesia saat ini tengah mengembangkan penelitian untuk memanfaatkan potensi herbal dalam mengatasi masalah degeneratif atau penyakit penuaan.
Menurut keterangan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional, Charles Saerang, salah satu penelitian yang sedang dikembangkan pabrik jamu adalah memanfaatkan kombinasi antara temulawak dan sambiloto sebagai anti-penuaan.
Kombinasi antara dua jenis tanaman ini, kata Charles, dipercaya memiliki manfaat bagi kesehatan terutama sebagai antioksidan.  "Kombinasi antara sambiloto dengan temulawak bisa menghambat penuaan sehingga orang terlihat awet muda. Hal tersebut telah kita pelajari dari beberapa ratus orang yang mengonsumsi, nyatanya terasa lebih segar. Dan dapat memotivasi kerja makin meningkat," ujar Charles saat ditemui di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Sabtu (11/6/2011).
Charles menambahkan, penggunaan sambiloto dalam formula antioksidan tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Pasalnya, tanaman ini memiliki rasa pahit yang luar biasa, dan diduga dapat menyebabkan kerusakan pada liver.
Hal itulah yang membuat sambiloto harus dikombinasikan dengan temulawak. Meskipun pada beberapa penelitian di Thailand, kata Charles, sambiloto dipercaya mempunyai manfaat menyembuhkan penyakit kanker perut karena rasa pahitnya tersebut.
Temulawak paling banyak digunakan
Charles memaparkan, temulawak saat ini adalah salah satu jenis tanaman yang digunakan sebagai dasar pembuatan jamu, dan paling banyak digunakan oleh pabrik-pabrik jamu di Indonesia.
"Jadi, ramuan apa pun juga di herbal kalau enggak pakai temulawak tidak akan efektif. Temulawak ini sebagai suatu tanaman yang juga mengakomodasi seluruh tanaman lain," ujarnya.
Sejak zaman dulu, lanjut Charles, temulawak memang telah dipercaya sebagai obat herbal yang mempunyai banyak manfaat, di antaranya membuat tidur jadi nyenyak, meningkatkan nafsu makan, dan memperlancar buang air besar.

Cegah E Coli, Taoge Harus Dimasak





Kompas.com — Badan keamanan pangan dan pencegahan penyakit Uni Eropa merekomendasikan agar kecambah atau taoge yang akan dikonsumsi dimasak terlebih dulu. Himbauan ini menyusul munculnya wabah Escherichia coli (E coli) di Jerman dan Perancis.
Selain menghindari makanan mentah, badan keamanan pangan tersebut juga merekomendasikan agar konsumen tidak menanam kecambah untuk konsumsi sendiri dan hanya memakan kecambah yang sudah dimasak.
Laporan yang dikeluarkan European Food Safety Authority di Italia dan European Centre for Disease Prevention and Control di Swedia menyebutkan, kecambah sering dijual dalam kombinasi sayur dan selama pengemasan ulang tersebut dimungkinkan terjadi kontaminasi.
Sebelum mewabahnya E coli, kecambah digolongkan ke dalam bahan pangan yang sehat untuk campuran salad.
Walau orang Indonesia pada umumnya lebih menyukai makanan yang matang, tetapi menurut Dr Anis Karuniawati Sp.MK, Ketua Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kewaspadaan tetap diperlukan untuk menghindari bakteri E coli.
Untuk mencegah kemungkinan infeksi bakteri membahayakan, kata Anis, setidaknya ada tiga langkah yang dapat dilakukan. Pertama, hindari makan makanan yang mentah serta cuci sayuran dengan air matang untuk mengurangi jumlah bakteri.  Kedua, memasak makanan/minuman dengan benar, sampai matang. Ketiga, cuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan (atau dengan hand sanitizer).
Dari Eropa dilaporkan, sedikitnya 48 orang di Jerman tewas karena wabah bakteri E coli strain baru yang disebabkan karena kecambah.  Sementara itu, di Perancis penyebab wabah juga diduga karena kecambah dan menyebabkan 10 orang sakit.

Dongkrak "Mood" Anak Lewat Makanan


Kompas.com — Makanan dan mood dapat saling memengaruhi. Kalau makanan yang disantap anak tidak sehat, mood-nya bisa jadi kacau. Seharian mereka bisa uring-uringan. Bukan hanya di sekolah, tetapi juga di rumah.
Belajar hampir delapan jam setiap harinya di sekolah dapat membuat anak kelelahan. Jika tidak disuplai dengan asupan yang baik, bukan tidak mungkin mood dan konsentrasinya buyar saat belajar di sekolah.
Untuk itu, makanan yang diberikan bagi anak haruslah bernilai gizi sehat dan seimbang. Sebabnya, tak lain karena sumber makanan bergizi ini akan mempertahankan kadar gula darah. Dengan begitu anak dapat berpikir dengan baik.
"Saat anak merasa lebih baik, mood atau suasana hatinya pun akan lebih baik," kata Bethany Thayer, dietisi dan juru bicara untuk American Dietetic Association.
Sebaliknya, ketika kadar gula darah tidak stabil, anak akan merasa lelah ataupun rewel. Bahkan dirinya pun tidak mampu fokus berkonsentrasi. Supaya mood dan konsentrasi anak tetap terjaga selama sekolah, orangtua perlu mengingatkan pentingnya asupan makanan berikut ini.
Sarapan
Sebelum berangkat sekolah, setiap anak haruslah makan pagi. Sarapan penting dalam menyiapkan otak untuk siap menghadapi hari tersebut. "Makan pisang, sereal, dengan susu, dan roti dengan isi selai kacang bisa dijadikan pilihan," kataTeresa Beach, dietisi dari Sanford Medical Center, Sioux Falls, Dakota Selatan, AS, seperti dikutip WebMD.
Bawakan bekal
Usahakan agar anak selalu dibawakan bekal ke sekolah. Bekal ini sebaiknya terdiri atas air putih, susu (ataupun jus buah segar), buah, kudapan ringan (seperti biskuit
gandum), dan makan siang. Bekal makanan selain dapat menjaga kadar glukosa dalam darah, juga akan membuat anak dapat berpikir dengan baik hingga siang hari. Ini artinya, konsentrasi tetap terjaga hingga usai sekolah.
Anjurkan makan sehat
Kalaupun orangtua tidak sempat membawakan bekal bagi anak, selalu ingatkan anak untuk memilih makanan yang sehat di kantin. Minta anak untuk tidak mengonsumsi minuman bersoda dan menyantap junk food. Sebabnya, makanan dan minuman tersebut memang terasa enak dan segar di awal, tetapi tak berapa lama kemudian, mereka bisa lemas. Akibatnya, anak tidak bisa belajar dengan baik, malah mengantuk di kelas.
Selalu bawa air putih
Minum air putih sering dianggap remeh. Padahal, kekurangan cairan sedikit saja bisa membuat mereka dehidrasi. Selain itu, anak juga bisa lekas marah hanya gara-gara kurang minum air putih. Karena itu, minta anak minum air putih secara rutin, setiap 30-60 menit. Agar mereka tidak lesu atau bahkan marah-marah.
Santap buah dan sayur kaya warna
Buah dan sayur aneka warna kaya akan vitamin dan mineral, vitamin B misalnya. Vitamin B ini disebut-sebut dapat memangkas risiko depresi.
Aktivitas pengusir kebosanan
Ada kalanya, ketika bosan atau stres, cara mudah untuk melarikan diri adalah dengan menyantap makanan atau ngemil. Hanya saja, cara ini tidak sepenuhnya tepat. Bisa jadi, camilan yang disantap tidak sepenuhnya dibutuhkan oleh tubuh. Kalaupun memang anak sedang ingin menyantap camilan tertentu, berikan sedikit saja. Setelah itu minta mereka mencari kegiatan lain yang dapat mengusir kebosanan. Membaca buku, menggambar, mendengarkan musik, atau bermain dengan teman bisa membantu menghilangkan rasa bosan yang dialami anak.
Olahraga
Biasanya anak-anak tak pernah bisa diam. Mereka bisa bergerak ke sana kemari tanpa rasa lelah. Memiliki banyak aktivitas fisik ini sangat baik. Akan lebih baik apabila aktivitas fisik dilakukan rutin lewat olahraga.
Olahraga ini, seperti disebutkan Centers of Disease Control and Prevention, memberi manfaat bagi seluruh tubuh anak, termasuk otaknya. Olahraga dapat mendongkrak suasana hati anak, membuat tidur mereka lebih nyenyak, serta mengurangi depresi ringan.

Obat Kumur dan Pengusir Bau Mulut Buatan Sendiri


Cengkeh bisa digunakan untuk bantu atasi bau mulut.
 
Merawat area mulut memang perlu perhatian ekstra. Dari sanalah kita memasukkan makanan dan asupan, serta berkomunikasi dengan orang lain. Merawat area tersebut tak perlu mahal-mahal. Anda bisa merawatnya dengan ramuan sendiri, seperti saran berikut:

Obat kumur daun sirih
Sirih sejak lama digunakan untuk menguatkan gigi. Selain itu, daun sirih juga digunakan untuk memelihara kesehatan mulut. Selama ini kita melihat banyak obat kumur dengan kandungan daun sirih dijual di pasar. Sebenarnya Anda bisa membuatnya sendiri. Caranya: cuci bersih beberapa lembar daun sirih, lalu rebus dengan 1,5 gelas air. Setelah dingin, gunakan air rebusan untuk berkumur setelah gosok gigi. (Tips dari Ira Dyah Respati, Semarang)

Cengkih pengusir bau mulut
Peradangan di mulut, terutama di selaput lendir dan tenggorokan, dapat memicu bau mulut. Salah satu bahan yang dapat membantu mengurangi peradangan mulut adalah minyak cengkih. Untuk mendapatkan khasiat sebagai penangkal bau mulut, gunakan minyak cengkih sebagai obat kumur. Caranya: seduh minyak cengkih dengan air secukupnya selama lima menit, lalu dinginkan. Gunakan air ini untuk berkumur. Lakukan sekali sehari secara rutin. Bau tak sedap akan jauh dari mulut. (Tips dari Rangga Putra, Setiabudi)
(Majalah Sekar)

Obat Kumur Bukan Pengganti Sikat Gigi


 
Kompas.com - Menyikat gigi belum lengkap rasanya tanpa mengakhirinya dengan berkumur dengan mouthwash (obat kumur). Demikian pesan yang disampaikan dalam iklan-iklan produk mouthwash. Namun, benarkah obat kumur sangat efektif untuk menyingkirkan semua bakteri?
Tahun 2010 lalu, badan obat dan makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) memberi peringatan pada tiga produsen obat kumur untuk berhenti berpromosi bahwa produk mereka memiliki fluoride sebagai kandungan aktif yang bisa mencegah penyakit gusi serta menghilangkan plak gigi.
Beberapa tahun lalu, hakim federal di AS juga memerintahkan Pfizer, perusahaan farmasi yang kala itu masih jadi pemilik Listerine, untuk menghentikan kampanye yang menyatakan mouthwash sama efektifnya dengan flossing (memakai benang gigi) dalam mencegah kerusakan gigi dan gusi.
Pada intinya, para pakar di FDA menyatakan obat kumur hanya memiliki peranan kecil dalam mencegah penyakit gigi dan gusi. Menyikat gigi dan membersihkan dengan benang gigi tetap yang terpenting.
Para produsen produk obat kumur itu mulai mengklaim produk mereka mencegah plak dan radang gusi pada tahun 1980-an setelah percobaan yang dilakukan di pertengahan tahun 1960-an menunjukkan radang gusi timbul akibat kebersihan mulut yang buruk.
Kebanyakan produk obat kumur juga diketahui memiliki bahan artifisial yang mengandung pemanis untuk rasa dan pewarna buatan. Alkohol juga termasuk dalam kandungan obat kumur karena berguna untuk menjaga bahan-bahan di dalam obat kumur tetap berbentuk larutan dan membuat rasa lebih menonjol.
Obat kumur memang membuat napas terasa segar dalam beberapa waktu. Pertanyaannya adalah napas segar itu dihasilkan oleh kandungan pembunuh bakteri atau rasa yang kuat sehingga mampu menutupi bau di mulut.
Di tahun 2008 analisa sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa dua agen antibakteri yang sering dipakai dalam obat kumur, yakni cetylpyridinium chloride dan chlorhexidine, mungkin menurunkan kadar bakteri yang menyebabkan bau mulut dan kandungan lain dalam obat kumur (zinc, chlorine dioxide) bisa menetralisir komponen sulfur pemicu bau mulut.
Akan tetapi mouthwash yang mengandung chlorhexidine hanya bisa diperoleh dengan resep dokter dan kebanyakan dipakai setelah prosedur bedah mulut.
Persoalannya bahan ini akan menyebabkan warna kecokelatan pada gigi. Jika tidak, tentu akan lebih banyak produk obat kumur yang menggunakan chlorhexidine karena bahan ini dianggap paling efektif.
Menurut Dr.Nadeem Karimbux, profesor dari Harvard School of Dental Medicine, bakteri penyebab lubang di gigi berbeda dengan bakteri penyebab penyakit gusi.
Puluhan jenis bakteri yang menyebabkan penyakit gusi akan berinteraksi dengan jaringan gusi menyebabkan inflamasi dan menghancurkan jaringan gusi termasuk tulang penyangga gigi. Menyikat gigi dan flossing adalah cara yang paling tepat untuk menyingkirkan plak, meski kandungan antibakteri dalam mouthwash memberikan efek serupa, walaupun sedikit.

Proyek Kamus Assyria Selesai 90 Tahun


 

KOMPAS.com - Proyek Kamus Assyria untuk mengidentifikasi dan menjelaskan kata-kata yang ditulis dalam huruf paku pada kepingan tanah liat yang diukir pada masa Babilonia, Assyria dan yang lainnya di wilayah Mesopotamia antara 2.500 Sebelum Masehi - 100 akhirnya selesai setelah dikerjakan selama 90 tahun. University of Chicago mengumumkannya, Minggu (5/6/2011).
"Saya merasa bangga dan istimewa telah menyelesaikan proyek ini," kata Martha Roth, editor proyek kamus ambisius ini dan dekan di Departemen Humaniora di University of Chicago yang ikut terlibat proyek sejak 1979. "Saya merasa bahwa proyek ini merupakan fondasi pada bagaimana cara menjalankan proyek kamus lainnya di masa datang," tambahnya.
Sementara, Gil Stein, direktur Oriental Institute, University of Chicago yang juga terlibat proyek ini mengatakan, "Kamus Assyrian ini adalah upaya paling hebat yang saya tahu dalam mengumpulkan secara sistematis, mengkodifikasikan dan membuat bahasa Akkadia yang menjadi jantung rekaman tekstual di tempat kelahirannya, Mesopotamia, bisa diakses."
Dalam mengerjakan proyek selama puluhan tahun, peneliti mengisi jutaan kartu indeks dengan rujukan penggunaan 28.000 kata. Kata yang terkumpul memiliki arti dan merujuk pada konteks dan cara penggunaan yang berbeda. Misalnya, dalam kamus yang telah selesai, kata "umu" yang berarti "hari" memiliki arti dan penggunaan yang diterangkan dalam 17 halaman.
Proyek Kamus Assyria ini dimulai pada tahun 1921, diprakarsai oleh James Henry, pendiri Oriental Institute University of Chicago dan arkeolog Timur Tengah ternama. Ilmuwan menemukan bahwa bahasa Assyria sebenarnya merupakan dialek dari bahasa Semit lain, yakni Akkadia. Karena itulah, kamus ini juga bisa menjadi jembatan memahami bahasa Akkadia.

Pesawat Tanpa Sayap Terbang Secepat Jet




KOMPAS.com — Firma asal Austria, Austrian Innovative Aeronautical Technology atau IAT21 menunjukkan pesawat inovasi terbaru buatannya dalam ajang Paris Air Show.
Pesawat yang dinamai D-Dalus itu menarik karena didesain tak memiliki sayap dan rotor, tetapi diklaim mampu terbang secepat jet dan tak banyak menimbulkan suara bising.
Mesin D-Dalus menggunakan 4 turbin yang berputar berlawanan untuk propulsi, masing-masing mencapai 2.200 rpm. Tiap turbin memiliki sudut serangan yang berbeda yang menurut desainernya memungkinkan pendorong utama ditembakkan ke berbagai arah. Ini memungkinkan pesawat diluncurkan secara vertikal, melayang, serta berotasi ke segala arah, bahkan ke atas.
Dalam laman situsnya, IAT21 mengungkapkan bahwa pesawat ini memiliki sekian teknologi baru yang telah dipatenkan. Beberapa di antaranya adalah bola bebas gesekan pada G force dan sistem yang menjaga propulsi sehingga berada pada kondisi equilibrium  sehingga memungkinkan untuk memulihkan stabilitas secara cepat saat terbang.
Sejauh ini, D-Dalus masih berupa prototipe. Prototipe yang dikembangkan selama 3 tahun itu memiliki turbin sepanjang 1,5 meter dan bisa mengangkut muatan seberat 70 kilogram. D-Dalus telah menjalani tes awal dengan menggunakan mesin 120 bhp KTM dan uji terbang, tetapi hanya di laboratorium dekat Salzburg.
D-Dalus sebenarnya didesain untuk mendukung aktivitas pencarian dan penyelamatan, pemantauan bencana, dan pengintaian. Meski demikian, ada kemungkinkan untuk mengembangkannya menjadi pesawat pengangkut penumpang.
Saat ini, IAT21 tengah bekerja sama dengan Cranfiled University, Inggris, untuk mengembangkan pesawat dengan motor lebih kuat, lambung lebih besar, sistem kontrol yang lebih baik, serta mengupayakan sertifikat terbang. 

Pesawat Masa Depan Berdinding Transparan


 
AIRBUS Konsep pesawat Airbus yang akan diproduksi tahun 
2050 menggunakan dinding transparan yang bisa mengatur 
pencahayaan dan suhu di dalam kabin.

LONDON, KOMPAS.com - Bentuk pesawat masa depan mungkin menyediakan suasana kabin yang lebih alami dengan pencahayaan langsung dari luar. Produsen pesawat Airbus mengungkap konsep pesawat futurtistik yang menggunakan dinding kabin transparan semacam itu.
"Riset yang kami lakukan menunjukkan bahwa pada tahun 2050, penumpang berharap mendapat pengalaman melakukan perjalanan dengan nayaman sekaligus tetap peduli dengan keadaan lingkungan. Konsep kabinnya dirancang sesuai pemikiran seperti itu," kata Charles Champion, Engineering Executive Vice President di London, Senin (13/6/2011).
Dengan kabin transparan, semua penumpang dapat menikmati pemandangan luar pesawat lebih leluasa. Tidak asal transparan, karena dindingnya bisa berubah-ubah sesuai kondisi tingkat pencahayaan di luar karena menggunakan material membran cerdas. Dindingnay bisa mengatur paparan sinar Matahari sehingga suhu dalam ruangan bisa diatur stabil.
Pesawat yang mungkin baru diproduksi tahun 2050 itu juga dilengkapi fasilitas hiburan yang interaktif dan teknologi yang saat ini mungkin baru angan-angan. Misalnya, game yang berupa hologram di depan penumpang.
Desainer Airbus juga yakin, saat itu penumpang bahkan bisa bermain golf di dalam kabin pesawat. Tentu saja bukan bermain dalam arti sesungguhnya, namun secara virtual di salah satu bagian yang dirancang seperti sebuah lapangan golf. Pada kesempatan lain, tempat yang sama bisa berubah menjadi ruangan meeting sesuai kebutuhan penumpang.
Ada juga ruangan khusus untuk bersantai yang dilengkapi fasilitas pencahayaan yang memperbaiki mood, aromaterapi, fasilitas pijat, dan udara segar dengan kandungan zat antioksidan untuk membantu penumpang rileks.
Yang menarik, pesawat ini juga mengusung teknologi hijau antara lain memanfaatkan energi tebarukan dengan mengubah panas tubuh penumpang menjadi sumber energi bagi fasilitas hiburan yang tersedia buat setiap penumpang. Teknologi dalam pesawat ini juga menggunakan bahan bakar sangat efisien, rendah emisi, dan pengolahan sampah yang efektif.
Secara keseluruhan, kabin pesawat rancangan Airbus meniru konsep tulang burung. Strukturnya seperti tulang burung yang membuatnya bisa terbang dengan sangat efisien. Nah, dengan konsep pesawat semacam itu, perjalanan mungkin bukan sekadar pindah dari satu tempat ke tempat lain melainkan pengalaman yang tak terlupakan. Tunggu saja pesawat ini jadi kenyataan.

Aneh, Salju Turun di Musim Panas

 

Ada peristiwa aneh yang jarang terjadi. Sabtu (4/6/2011) lalu, ada salju setebal 6 inci di Hawaii, tepatnya di puncak Mauna Kea, salah satu pulau gunung api di rangkaian wilayah Hawaii. Padahal, tahu sendiri, sekarang lagi musim panas.
Salju di puncak Mauna Kea pada bulan Juni termasuk di luar kebiasaan. Salju pernah didapati juga pada bulan Juli, Agustus, bahkan akhir Mei. "Salju pada bulan Juni ini baru pertama kali terjadi setelah sekitar 30 tahun," kata Ryan Lyman, ahli cuaca dari Mauna Kea Weather Center, kepada Life's Little Mysteries.
Salju disebabkan badai besar akibat pertemuan udara hangat dengan udara dingin di atas Mauna Kea. Menurut Steven Businger, kepala ahli meteorologi dari Storm Evolution and Energetics Research, University of Hawaii Manoa, badai itu berhubungan dengan turunnya udara dingin dari atmosfer atas.
Sementara itu, dikatakan oleh Lyman, udara permukaan yang hangat naik dan bertemu dengan udara dingin di atmosfer atas. "Itulah yang menyebabkan badai... dan salju," tegasnya.
Businger menegaskan kalau munculnya salju itu bukan kejadian aneh. "Sering terjadi, tapi biasanya pada saat musim dingin, tidak pada musim panas," jelas Businger lebih lanjut.
Mauna Kea memiliki ketinggian lebih dari 4.200 meter."Pada ketinggian itu, temperatur di puncak sangat dingin sepanjang tahun," kata Businger.
Temperatur harian di puncak Mauna Kea sepanjang April hingga November berkisar -17 derajat celsius hingga 15 derajat celsius. "Jadi, ada salju selama musim semi dan panas termasuk normal," kata Businger. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)

Ozon Kutub Utara Hampir Berlubang


 
 
KOMPAS.com — Ozon terus menipis, bahkan nyaris berlubang di Kutub Utara. Penurunan temperatur stratosfer yang jadi penyebab.
Penyebab terbentuknya lubang ozon ada tiga, menurut Profesor Ross Salawitch, ahli kimia dan biokimia dari University of Maryland, yang mempelajari kandungan zat kimia di atmosfer. Ketiganya adalah sinar matahari, halogen, dan temperatur rendah.
Saat temperatur turun melebihi ambang batas, awan terbentuk di stratosfer. Halogen, khususnya polutan, seperti klorin dan brom, berubah menjadi senyawa kimia yang bereaksi dengan cepat di ozon. "Semua berubah drastis," kata Salawitch.
Tahun ini sistem angin kutub yang dikenal dengan nama "pusaran kutub" sangat tenang dan stabil. Hal itu berperan dalam menurunkan temperatur di daerah Kutub Utara. Penurunan drastis ini, jika terjadi di Kutub Selatan, dipastikan bisa membentuk lubang ozon karena lapisan ozon di sana lebih tipis daripada di Kutub Utara.
Saat ini pusaran angin sudah menghilang dan udara dari luar Kutub Utara yang lebih hangat bisa masuk dan memperbaiki lapisan ozon.
Jika ozon berlubang, semakin banyak radiasi ultraviolet yang mencapai bumi yang bisa memicu penyakit kulit. Dengan lapisan ozon yang semakin tipis saja orang berkulit sensitif akan semakin mudah terbakar sinar matahari. (National Geographic Indonesia/Agung Dwi Cahyadi)

Daya Tampung Karbon Justru Naik





KOMPAS.com - Salah satu dampak positif pemanasan global adalah meningkatkan kapasitas pohon dan tumbuh-tumbuhan dalam penampungan karbondioksida. Sebuah studi yang dipimipin oleh Jerry Melillo dari Marine Biological Laboratory Amerika Serikat mengindikasikan itu.
Pada ringkasan tulisan penelitian yang dimuat dalam publikasi jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences baru-baru ini, dikatakan bahwa menghangatnya iklim telah merangsang penangkapan juga penyimpanan karbondioksida pada bagian tanaman dalam jumlah lebih besar. Menurut para peneliti, makin banyaknya karbon yang terserap saat tumbuhan melakukan proses fotosintesis itu disebabkan lebih banyak nitrogen yang memungkinkan untuk dapat dibuat dalam kondisi suhu tanah hangat.
Selama ini, tutur Melillo, pohon-pohon yang ada di Amerika Serikat umumnya sangat terbatas kandungan nitrogennya. "Kami menemukan bahwa pemanasan (global) telah memerangkap senyawa nitrogen di dalam tanah berupa nitrogen organik, untuk dilepaskan sebagai senyawa anorganik. Ketika pohon menyerap nitrogen anorganik ini, pertumbuhannya akan lebih cepat dan menampung lebih banyak karbon," jelasnya.
Ia menambahkan, keseimbangkan jumlah karbon di ekosistem hutan untuk dekade-dekade selanjutnya di saat fenomena perubahan iklim juga terjadi, akan sangat bergantung pada aneka faktor lain. "Misalnya, ketersediaan air, efek peningkatan temperatur bagi fotosintesis dan respirasi, serta konsentrasi karbondioksida di lapisan atmosfer," katanya. (National Geographic Indonesia/Gloria Samantha)

Seribu Spesies Baru Ditemukan di Papua

 
Lutz Obelgonner/WWF Sejenis biawak spesies Varanus macraei 
yang ditemukan di Batanta, Papua, tahun 2001 memiliki panjang sekitar 1 meter
 
Lebih dari 1.000 spesies baru ditemukan para ilmuwan peneliti di Papua serta Papua Nugini dalam waktu 10 tahun terakhir. Sayangnya, keanekaragaman itu terancam kepunahan akibat tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab.
Berdasarkan laporan terbaru yang disusun oleh World Wild Fund for Nature (WWF), peneliti telah menemukan sebanyak 218 spesies tumbuhan, 43 reptil, 12 mamalia, 134 amfibi, 2 burung, 71 ikan, dan 580 invertebrata. Dengan jumlah sebanyak itu, artinya ditemukan dua spesies setiap dua minggu.
Spesies-spesies baru tersebut ditemukan sepanjang 1998 hingga 2008 oleh kelompok-kelompok tim di berbagai lingkungan dalam pulau itu, mulai dari daerah hutan, perairan, hingga pesisir. "Melihat segi keanekaragaman hayati, pulau ini lebih mirip benua daripada pulau," cetus Neil Stronach, salah seorang perwakilan dari WWF Western Melanesia.
Sementara itu, Mark Wright, Conservation Science Adviser WWF, menyoroti bahwa, walau kekayaan hayati ini sangat memesona, ancaman kepunahan tidak mungkin dihindari. "Meski ada upaya maksimal yang dibangun oleh organisasi, seperti WWF, sangat jelas bahwa kita tidak bisa menyelamatkan semua spesies. Hutan akan terus ditebangi, sungai-sungai dibendung, dan pesisir pantai terus dibangun. Sejumlah spesies akan terhapus," kata Wright.
Pulau yang menampung Papua dan Papua Niugini (dunia internasional menyebutnya pulau New Guinea) merupakan pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Pulau ini diketahui memiliki ekosistem yang belum tersentuh. Kawasan hutan hujannya terbesar ketiga di dunia setelah Amazon dan Kongo. Pulau ini juga menjadi rumah bagi sekitar 6 hingga 8 persen spesies hewan yang ada di muka bumi.
Beberapa spesies menakjubkan yang terdapat di pulau tersebut adalah ikan hiu air tawar sepanjang 2,5 meter, kuskus bermata biru, kupu-kupu yang memiliki sayap terlebar, katak dengan gigi taring, lumba-lumba kepala bulat, dan ular buta. (National Geographic Indonesia/Gloria Samantha)

Hutan Sumatera Masuk Situs Terancam



Surat Cinta untuk Bumi yang dibuat dari potongan kertas bekas berbentuk gajah karya pelajar dari berbagai sekolah ikut berpartisipasi dalam ajang Ayo Jelajahi Hutan Sumatera di area air mancur Plaza 9, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (22/8). Acara sehari tersebut mengajak warga terutama untuk peduli hutan Sumatera yang kini kondisinya rusak parah.

KOMPAS.com - World Heritage Comitee, dalam pertemuan tahunan yang berlangsung di Paris pada Rabu (22/6/2011) lalu, menambahkan hutan hujan tropis di Sumatera dalam daftar Situs Dunia Terancam (List of World Heritage in Danger). Aktivitas perusakan yang terjadi di wilayah tersebut mendorong penambahan wilayah itu dalam Daftar Situs Terancam.
Sejak tahun 2004, International Union for Conservation of Nature (IUCN) mendorong masuknya kawasan hutan Sumatera dalam daftar situs terancam. Dalam monitoring selama 5 tahun terakhir, IUCN dan UNESCO menemukan bahwa hutan Sumatera memang butuh restorasi segera. Pembangunan jalan, pertanian, dan perkebunan adalah ancaman utama bagi hutan ini.
"Masuknya hutan hujan tropis Sumatera dalam daftar situs terancam adalah pesan bagi dunia untuk mendukung pelestarian situs ini. Komite telah mengambil keputusan setelah debat bertahun-tahun. Kita perlu memastikan bahwa ini mendorong adanya langkah nyata untuk mengatasi ancaman yang ada," kata Peter Suide, senior advisor on World Heritage IUCN.
Selain Hutan Sumatera, wilayah lain yang kini juga masuk daftar situs terancam adalah cadangan bisofer Rio Platano di Honduras, wilayah yang terdiri dari hutan, kawasan mangrove, coastal lagoon, dan savana ini masuk dalam daftar terancam karena rendahnya penegakan hukum sehingga aktivitas perusakan semakin merajalela.
Mariam Kenza Ali, IUCN World Conservation Officer mengatakan, "Kami sepenuhnya mendukung masuknya Rio Platano masuk dalam List of world Heritage in Danger dan memberi sinyal perlunya dukungan perlindungan wilayah ini, di mana 2000 masyarakat adat meneruskan kehidupan mereka dengan bergantung pada alam."
List of World Heritage in Danger diciptakan agar pemerintah negara setempat dan dunia internasional turut mendukung pelestarian wilayah tertentu. Sebelumnya, wilayah Virgin komi Forest di Rusia dan Machu Picchu yang dikenal sebagai peninggalan peradaaban Inca telah dimasukkan dalam daftar terancam ini.

Jam Raksasa Dirancang Awet 10.000 Tahun


 

KOMPAS.com — Tahun 1989, inventor berkebangsaan Amerika Serikat (AS), Danny Hills, memiliki ide untuk membuat jam yang mampu bertahan selama 10.000 tahun. Tahun 1995, ia memublikasikan idenya dalam sebuah artikel di Wired.
Sekian lama, ide itu terpendam, tak terealisasikan. Hingga akhirnya Jeff Bezos, pendiri Amazon, berminat mewujudkan ide itu menjadi kenyataan. Ia menanam investasi sebesar 42 juta dollar AS. Kini, dengan Staurt Kendall sebagai salah satu yang berperan dalam konstruksi, jam itu tengah dibangun dan nantinya akan berada di pegunungan wilayah Sierra Diablos, Texas.
Bezos mengatakan bahwa jam ini akan menjadi ikon pemikiran jangka panjang dan mengajak orang untuk berpikir tentang masa depan. "Peradaban akan jatuh bangun. Sistem pemerintahan baru akan muncul," katanya. Lebih lanjut, ia mengatakan, "Anda tak bisa membayangkan masa depan. Kita mencoba untuk membuat jam ini melaluinya."
Perusahaan Kendall, Seattle Solstice, yang menjadi bagian dari proyek ini mengatakan, sangat kagum dengan ide yang dimiliki Hills. Menurut dia, pembuatan jam yang bisa bertahan selama 10.000 tahun ini memiliki visi yang sama dengan piramida Mesir Kuno.
Jam nantinya akan memiliki ketinggian 200 kaki atau sekitar 60 meter dan akan berada di bawah tanah sedalam 500 kaki atau 150 meter. Tahun ini, ekskavasi dimulai di wilayah tempat jam ini nantinya akan diletakkan di bawah tanah. Lubang sedalam 500 kaki telah digali. Sementara, pembuatan nantinya juga akan dibantu oleh platform robot seberat 2,5 ton.
Di tempat jam ini diletakkan, akan dibuat 5 ruangan yang digunakan untuk peringatan 1 tahun, 10 tahun, 100 tahun, 1.000 tahun, dan 10.000 tahun. Hanya bagian 1 tahun dan 10 tahun yang akan dibangun saat ini, sementara bagian yang dibiarkan dibangun oleh generasi mendatang.
Jam ini akan berdetak setiap satu tahun, memiliki jarum abad yang akan bergerak maju setiap 100 tahun dan 'ayam' yang akan muncul setiap satu milenium. Di saat-saat tertentu, jam akan memainkan sebuah melodi yang didesain takkan diulang dalam kurun waktu 10.000 tahun.
Jam mampu menggunakan energi yang didapatkan dari perbedaan panas siang dan malam. Jadi, selama matahari tetap terbit dan terbenam, jam ini bisa bekerja. Namun, akan lebih baik dan akurat jika ada pengunjung yang datang dan memutar roda yang ada di jam untuk menyesuaikan waktu.

Isi Kuburan Maya Ditelusuri Kamera

 
National Institute of Anthropology and History (INAH) Tembikar dan barang kuno peninggalan Bangsa Maya terlihat di dalm kuburan yang berusia 1.500 tahun.



Sebuah kuburan Bangsa Maya, yang terisolasi selama 1.500 tahun, akhirnya diungkap oleh sebuah kamera kecil dalam penelitian para arkeolog dari National Institute of Anthropology and History (INAH) pada Kamis (23/6/2011) lalu. Kubur itu berisi lukisan yang menampilkan 9 bentuk tubuh, tembikar, batu giok, dan cangkang.
Kuburan yang berada di Palenque, bagian dari reruntuhan batu di Chiapas, Meksiko, ditemukan pada tahun 1999 di bawah sebuah bangunan yang disebut Temple XX. "Tapi, saat itu bangunan batu dan lokasi tidak memungkinkan eksplorasi," kata peneliti dari INAH.
Peneliti INAH menyusupkan kamera kecil lewat lubang berukuran 15x15 sentimeter yang ada di atas kubur. Sekilas kamera berhasil menangkap gambar sarkofagus dan tembikar. Berdasarkan isi ruangan, INAH memperkirakan kubur tersebut merupakan tempat peristirahatan seorang pembesar yang berkuasa di Palenque sekitar 431 SM sampai 550 SM.
Menurut arkeolog INAH, penjelajahan di sekitar kubur pada periode yang sama menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah kuburan para raja. Temple XX dibangun di situ belakangan. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)

Andai Manusia Punya Mata seperti Burung

 
Para peneliti di Yale University dan University of Cambridge menemukan bahwa penglihatan seekor burung jauh lebih berwarna daripada penglihatan milik manusia. Dalam studi peneliti menyebutkan perbandingan warna yang direkam sistem penglihatan burung jauh lebih variatif. Bahkan kalau dibandingkan dengan mata burung, bisa dikatakan manusia buta warna.
Selama ini diketahui pula kalau dalam masa jutaan tahun lamanya bulu burung mengalami evolusi warna, dari warna yang cenderung membosankan berubah ke warna-warna terang. Hal tersebut terjadi ketika burung secara bertahap mampu menciptakan sejumlah pigmen dan struktur warna baru.
"Burung mampu memiliki kombinasi warna yang indah yang dihasilkan dari pigmen-pigmen melanin," demikian dituliskan dalam laporan penelitian yang terbit di jurnal Behavioural Ecology tanggal 23 Juni 2011.
Sayangnya, tidak semua warna ada pada burung. Warna bulu burung hanya mewakili sebagian kecil dari seluruh warna yang dapat burung lihat.
"Warna yang ditampilkan burung terbatas hanya 26 hingga 30 persen dari seluruh warna yang mampu mereka lihat," kata Mary Caswell Stoddard, peneliti dari Cambridge.(National Geographic Indonesia/Gloria Samantha)

Lukisan Tertua dari Zaman Es

 
Chip Clark/Smithsonian Lukisan mastodon yang ditatah pada tulang berusia 13.000 tahun diyakini sebagai karya seni tertua dari Zaman Es yang menunjukkan bahwa manusia mendokumentasikan hewan yang diburunya.




Ukiran pada fosil tulang mamalia besar yang ditemukan di Vero Beach, Florida, Amerika Serikat, diperkirakan sebagai sampel tertua dari karya seni yang pernah ditemukan. Para peneliti dari Smithsonian Institution dan University of Florida memastikan temuan tersebut setelah melalui proses panjang yang melibatkan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu.
Ukiran bergambar mastodon itu memiliki panjang tiga inci dari ujung kepala hingga ujung ekor serta tinggi 1,75 inci dari ujung kepala hingga telapak kaki kanan depan. Para peneliti memeriksa komposisi dasar tulang yang diukir itu dan membandingkannya dengan tulang lain dari Old Vero Site, lokasi penemuan tulang manusia yang berdekatan dengan tulang hewan purba Zaman Es yang sudah punah.
Mereka menggunakan mikroskop optik dan elektron yang menunjukkan tidak ada perbedaan warna pada alur ukiran dengan bagian lainnya. Itu menunjukkan bahwa ukiran tersebut bukanlah hasil rekayasa dan asli berasal dari 13 ribu tahun atau lebih. Penemuan tulang oleh pemburu fosil James Kennedy awalnya sempat diragukan keasliannya.
Spesimen langka ini pun diakui sebagai bukti bahwa manusia yang tinggal di Amerika pada Zaman Es telah menciptakan karya seni berupa gambar hewan yang mereka buru. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Archaeological Science ini sekaligus memperkuat temuan dan argumentasi ahli geologi Elias Howard Sellards di Old Vero Site pada awal abad 20. (National Geographic Indonesia/Agung Dwi Cahyadi)

Catatan Sejarah dari Feses Orang Romawi


 

Sekitar 10 ton feses berumur 2.000 tahun diangkat dari bekas pembuangan limbah di bawah kota kuno Herculaneum, dekat Naples, Italia. Kandungan feses tersebut bisa memberikan pandangan baru tentang kehidupan orang-orang biasa sehari-hari dalam Kekaisaran Roma.
Berdasarkan temuan biji-bijian, pecahan cangkang, dan temuan lain menunjukkan bahwa penduduk Herculaneum memiliki jenis makanan yang beragam, termasuk ayam, kambing, ikan, buah ara, adas, zaitun, bulu babi, dan beberapa moluska. "Makanan standar orang kota," kata peneliti sejarah Andrew Wallace-Hadrill. "Jenis makanan yang baik, yang akan direkomendasikan dokter," tambahnya.
Temuan ini dianggap menarik karena mengungkap makanan orang-orang biasa. Makanan yang biasa terungkap adalah makanan para kaum elite Roma. "Baru sedikit yang diketahui tentang makanan orang biasa," Wallace-hadrill memberi catatan.
Feses ditemukan di tempat penampungan yang menampung limbah dari blok-blok tempat tinggal serta toko-toko. Menurut ilmuwan, tempat limbah ini dianggap terbesar dari yang pernah ditemukan. Panjangnya mencapai 70 meter dengan lebar 1 meter dan tinggi 2 hingga 3 meter. Para peneliti tidak menemukan saluran pengaliran dari tempat penampungan.
Tempat penampungan tersebut diperkirakan berasal dari tahun 79 SM. Saat itu, terjadi letusan Gunung Vesuvius yang mengubur Herculaneum dan tetangganya yang terkenal Pompeii.
Para peneliti menemukan perhiasan, koin, dan batu-batu berharga dari toko pernak-pernik. Mereka juga menemukan perabotan rumah tangga, seperti lampu rusak dan barang-barang pecah belah.
Fesesnya sendiri, seperti dikatakan Wallace-Hadrill, "Sama sekali tidak berbau." Saat ini baru 70 karung dari 774 karung feses yang sudah diteliti. Penelitian lebih lanjut, penelitian mikroskopis, terhadap feses diharapkan memberi informasi mengenai penyakit, bakteri, atau infeksi parasit. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)

Candi Lumbung Harus Dipindah






MAGELANG, KOMPAS.com--Candi Lumbung di tepian Kali Apu, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, harus diselamatkan dari banjir lahar Gunung Merapi dengan cara dipindahkan ke tempat lebih aman.
"Harus dipindah ke tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat asalnya tetapi aman dari kemungkinan banjir lahar susulan," kata Direktur Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Yunus Satrio Atmojo, di Borobudur, Rabu.
Candi Lumbung berlokasi di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Ia mengatakan, butuh kajian secara serius untuk memindahkan situs yang dibangun sekitar abad ke-8 itu agar selamat dari bahaya banjir lahar.
Lokasi candi itu, katanya, saat ini tinggal sekitar dua meter dari tebing Sungai Apu akibat gerusan material vulkanik Merapi yang dibawa oleh banjir lahar tersebut secara beruntun pascaletusan gunung berapi itu akhir 2010.
"Akan kami turunkan tim kajian. Candi harus dicopoti sampai dengan dipindah, yang sulit mengembalikan keasliannya. Tidak ada alternatif lain harus dibongkar," katanya.
Ia mengemukakan, memindahkan candi dari situs sebagai pilihan yang cukup berat apalagi situs asli terus menerus tergerus banjir lahar.
Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah, Tri Hatmaji, mengatakan, ancaman banjir lahar Merapi terhadap candi itu sudah dilaporkan kepada bupati dan gubernur.
Cekdam di bagian atas di kawasan candi itu, katanya, sudah hancur akibat banjir lahar beberapa waktu lalu sehingga arus air bersama material vulkanik terus menggerus talud di bawah candi tersebut.
"Saat ini talut sudah hancur oleh banjir lahar. Jalan paling tepat dipindahkan batu candi itu ke tempat aman," katanya.
Banjir lahar Merapi diperkirakan masih terjadi melewati alur sungai itu.
Ia mengatakan, upaya pemindahan bangunan candi itu antara lain memang harus melalui tahapan kajian, pengusungan batuan, sewa lahan, dan konservasi.

Suku Kerinci Lebih Tua dari Indian Inka




JAMBI, KOMPAS.com — Peneliti antropologi urban dari Universitas Diponegoro yang berkunjung ke Jambi, Radjimo, menyatakan, suku Kerinci yang mendiami dataran tinggi Bukit Barisan di sekitar Gunung Kerinci bahkan lebih tua dari suku Inka, Indian, di Amerika.
"Dari sebuah kesimpulan riset Dr Bennet Bronson, peneliti dari AS, bersama Tim Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional Jakarta pada 1973, yang saya baca malah berpendapat bahwa suku Kerinci bahkan jauh lebih tua dari suku Inka (Indian) di Amerika," katanya di Jambi, Sabtu (21/5/2011).
Hal itu berarti suku Kerinci tidak hanya lebih tua dari Proto-Melayu.
Suku Indian Inka sendiri adalah suku yang salah satu ramalan purbanya tentang kiamat 2012, yang menjadi inspirasi film Hollywood yang menghebohkan pada 2009, diyakini sebagai suku purba yang telah memiliki peradaban tinggi.
Radjimo mempertegas pernyataan budayawan Kerinci, Iskandar Zakaria, yang menegaskan bahwa suku Kerinci jauh lebih tua dari Proto-Melayu yang dirilis sebelumnya dan belakangan sempat mengundang polemik dan kritik di antara kalangan budayawan, akademisi, dan periset di Jambi.
Lebih jauh Radjimo yang datang melakukan riset ke Jambi dalam kapasitasnya sebagai anggota gabungan peneliti Intersepsi di Jakarta tersebut mengungkapkan, salah satu pembuktian yang dikemukakan tim Bennet Bronson itu adalah tentang manusia Kecik Wok Gedang Wok.
Ia merupakan suku pertama yang telah mendiami dataran tinggi Kerinci lebih dari 10.000 tahun lalu, belum mempunyai nama panggilan secara individu sampai masuknya suku Proto-Melayu.
"Sedangkan suku Indian Inka di Amerika yang sebelumnya dianggap sebagai salah satu suku dan ras tertua di dunia diketahui pada zaman yang sama sudah memiliki nama, seperti Big Buffalo (Kerbau Besar), Little Fire (Api Kecil), dan lainnya," kata Radjimo.
Maka, saat itu pulalah terjadi perpindahan etnis ini dari satu tempat ke tempat lain pada Alam Melayu, seperti perpindahan Proto-Malaiers (Melayu Tua) ke Alam Kerinci.
Menurut Kern, Alam Kerinci saat itu telah didiami oleh manusia dan penduduk pribumi inilah yang disebut Kecik Wok Gedang Wok.
Namun, saat itu jumlah Proto-Melayu yang lebih dominan dari Kecik Wok Gedang Wok menyebabkan kaum pribumi tersebut secara perlahan  lenyap dalam percampuran darah antara pendatang dan pribumi.
Kelompok inilah yang selanjutnya berkembang dan menjadi nenek moyang orang Kerinci modern hingga ke generasi saat ini.
Hal lain yang sering dijadikan sampel penelitian oleh peneliti tersebut adalah keragaman bahasa dan dialek di Kerinci. Dengan bahasa yang sangat beragam, sekitar 135 dialek, yang dipakai hanya di sepanjang lembah, memperumit penelitian etnografi.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa orang Kerinci termasuk kelompok suku bangsa asli yang mula-mula ada di Sumatera.
Kelompok suku bangsa ini kemudian dikenal dengan Kecik Wok Gedang Wok yang diduga telah berada di wilayah Alam Kerinci  sejak 10.000 tahun silam (Whitten, 1987).

Sejumlah Situs Belum Diteliti



Beberapa pengunjung berekreasi di Candi Blandongan di kompleks Situs Batujaya, Karawang utara, Jawa Barat, Minggu (27/3). Kompleks percandian ini diperkirakan menjadi salah satu kompleks peradaban tertua di Nusantara

JAKARTA, KOMPAS.com--Indonesia mengalami krisis tenaga peneliti di bidang arkeologi. Padahal, bentang alam Indonesia yang begitu luas menyimpan banyak sekali situs bersejarah yang masih perlu diteliti.
Krisis tenaga peneliti ini dirasakan ketika satu per satu tenaga peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional mulai pensiun. Dari 70 tenaga peneliti yang ada, sekarang lembaga itu hanya tinggal memiliki 35 peneliti.
”Sejak tahun 1985 kami tidak mendapatkan tenaga peneliti baru untuk menggantikan yang pensiun. Baru dua tahun lalu kami mendapatkan dua tenaga peneliti baru,” kata Titi Surti Nastiti, peneliti senior di lembaga penelitian tersebut, Jumat (17/6) di Jakarta.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional merupakan satu-satunya lembaga di Indonesia yang berwenang menggali dan meneliti situs-situs di Tanah Air. Kalaupun ada lembaga lain yang menggali dan meneliti situs, lembaga ini harus bekerja di bawah pengawasan Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
Untuk mencari situs, Arkeologi Nasional dibantu oleh Balai Arkeologi yang berada di sejumlah daerah. Di Indonesia hanya ada 10 Balai Arkeologi yang masing-masing memiliki tenaga peneliti sebanyak 5-6 orang.
”Kalau dihitung peneliti di Arkeologi Nasional dan tenaga peneliti di Balai Arkeologi, jumlah seluruhnya sekitar 100 orang. Jumlah itu masih kurang,” ungkap Tony Djubiantono, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
Selain kurang dari sisi jumlah, Arkeologi Nasional juga mengalami krisis tenaga ahli yang menekuni bidang epigrafi dan ikonografi. Epigrafi adalah ilmu cabang arkeologi yang mempelajari benda bertulis dari masa lampau semacam prasasti, sedangkan ikonografi mempelajari identifikasi, deskripsi, dan interpretasi benda bergambar seperti arca.
Peneliti epigrafi ada di sejumlah perguruan tinggi, sedangkan Arkeologi Nasional hanya memiliki satu peneliti epigrafi dan tak mempunyai ahli ikonografi. Karena kekurangan tenaga ahli, banyak situs belum diteliti.
Di Indonesia hanya ada empat perguruan tinggi yang membuka jurusan arkeologi, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana (Bali), dan Universitas Hasanuddin (Makassar).

Batuan Kapur Simpan Info Prasejarah Jawa


 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com--Kawasan Karst atau batuan kapur  di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, menyimpan informasi tentang kehidupan zaman prasejarah masyarakat Jawa.
Peneliti Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi Universitas Gadjah  Mada (UGM) Yogyakarta, Eko Haryono di Yogyakarta, Selasa mengatakan karst di wilayah pegunungan seribu Kabupaten Gunung Kidul tersebut  bisa menjelaskan kehidupan zaman prasejarah masyarakat Jawa.
"Jadi rekaman sejarah itu yang mengombinasikan ilmu geologi, sejarah dan budaya semestinya menjadi informasi ilmiah yang populer bagi masyarakat," kata dia.
Menurut dia, karst Gunung Sewu di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tidak hanya bisa dikaji melalui ilmu sejarah, namun juga ilmu arkeologi dan budaya.
Oleh karena itu, keberadaan karst tersebut sangat penting dilestarikan untuk mendukung penelitian beragam ilmu itu.
Selain menyimpan informasi zaman prasejarah, karst di Gunung Kidul, kata Eko  memiliki keunikan sehingga sangat potensial dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata.
Kawasan ini menjadi potensial sebagai kawasan wisata karena memiliki panorama yang indah, di samping mengandung sumber kebutuhan air, bahan galian dan karbon.
Kawasan karst di Gunung Kidul selama ini menjadi sumber mata air terbesar di Provinsi DIY. "Sumber air di wilayah  kabupaten tersebut mampu menghasilkan 8.000 liter air per detik,"katanya.

900 Makam Kuno Diteliti


 

BENGKULU, KOMPAS.com--Pemerintah Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu masih menunggu hasil penelitian terhadap lebih dari 900 makam kuno yang ditemukan di sebuah bukit di Desa Tambang Sawah, Kecamatan Pinang Belapis.
"Kami masih menunggu hasil penelitian dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi tentang usia ratusan makam itu," kata Bupati Lebong Rosjonsyah di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan sejak ditemukan oleh petugas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebong pada Maret 2011, ratusan makam itu masih menjadi pusat perhatian warga setempat.
Menurutnya, dugaan awal, ratusan makam itu adalah kuburan para pekerja tambang emas zaman Belanda. "Lebong sebagai penghasil emas di Nusantara sudah tercatat dalam sejarah, termasuk emas Monas berasal dari Lebong, jadi dugaan awal makam pekerja tambang," jelasnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebong Yustin Hendri mengatakan ratusan makam yang memiliki nisan tersebut sudah dilaporkan ke BP3 Jambi dan Balai Arkeologi Palembang, Sumatera Selatan.
"Masyarakat sudah tahu kalau di bukit itu ada makam kuno, tapi setelah kami cek ke lapangan ternyata jumlahnya hampir 1.000 makam dan uniknya semua nisan bernomor," katanya.
Uniknya lagi, menurut dia, terdapat satu buah nisan berbentuk salib dengan huruf arab gundul.
Saat ini, petugas dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan melakukan pengawasan terhadap ratusan makam yang sudah dibersihkan dari lumut itu.
Yustin menuturkan terdapat berbagai versi yang berkembang di masyarakat terkait temuan ratusan makam kuno tersebut.
Sebagian mengatakan, ratusan nisan yang diberi nomor itu merupakan makam para buruh pekerja tambang emas pada zaman Belanda periode 1905 hingga 1938.
"Ada juga yang mengatakan makam itu adalah makam orang Belanda karena ada salib tapi bertuliskan huruf arab," ucapnya.

30 Seniman Gianyar ke Perancis




Legong dance from Bali

GIANYAR, KOMPAS.com--Sebanyak 30 seniman yang tergabung dalam Yayasan Yasa Putra Sedana di Kabupaten Gianyar, Bali, dijadwalkan mengikuti Festival Forklores di Perancis.
"Persiapan untuk mengikuti festival parade budaya itu telah kami lakukan sejak setahun yang lalu," kata Ketua Yayasan Yasa Putra Sedana, Dewa Rai Budiasa, di Gianyar, Senin.
Usai berpamitan kepada Bupati Gianyar Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, Dewa Rai menjelaskan, para seniman yang tergabung dalam yayasan pihaknya itu akan mengisi kegiatan parade budaya dan "workshop" di delapan kota di Perancis.
Selain itu, serangkaian lawatan yang dilakukan sejak 8 Juli sampai 22 Agustus 2011, rombongan juga akan menggelar unjuk seni di  Belgia.
"Ini merupakan yang kedua kalinya Bali dipercaya menjadi duta seni Indonesia sejak 1987. Untuk kedua kalinya juga Yayasan Yasa Putra Sedana dipercaya membawa nama Bali," katanya.
Ia berharap dengan keikutsertaan para seniman Gianyar ke negeri mode tersebut, mampu memberikan atmosfir baru bagi kepariwisataa di Bali, di samping membangkitkan para seniman muda.
"Keberangkatan para seniman muda itu sangat dirasakan, karena menjadi pengalaman pertama yang menarik bagi mereka," ujarnya.
Bupati Gianyar Artha Ardhana Sukawati mengatakan, melalui kegiatan festival di Perancis tersebut diharapkan dapat membuka wawasan bagi peserta tentang budaya luar, yang pada akhirnya dapat memperkuat jati diri sebagai warga Bali.
Bupati asal Puri Agung Ubud itu menambahkan, melalui festival juga dapat menjadi media promosi yang sangat evektif bagi dunia pariwisata Bali, khususnya Gianyar.
Selain itu, bupati yang juga Ketua PHRI Bali itu mengharapkan para peserta dapat menjaga fisik dan kesehatan diri, karena nantinya akan menghadapi kondisi iklim dan cuaca yang berbeda dengan daerah asal.
"Kami juga minta para peserta tetap dapat menjaga kekompakan dan selalu ingat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga segala kegiatan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan," katanya. 

Selamatkan Secarik Kebesaran Aceh




Tarmizi Abdul Hamid
Mohamad Burhanudin
KOMPAS.COM--Abad ke-17 hingga ke-19 adalah masa kegemilangan tradisi literasi di Aceh. Puluhan ribu manuskrip berupa mushaf kitab suci, tasawuf, tauhid, fikih, astronomi, sejarah, seni, sastra, hingga ilmu pengobatan ditulis oleh intelektual dan ulama besar masa itu. Sayangnya, keberadaan warisan luhur masa lalu itu kini terancam punah. Sebagian musnah oleh waktu, ribuan terpampang di negeri seberang, sisanya tercecer tidak dipedulikan.
Adalah Tarmizi Abdul Hamid, warga Lampineung, Banda Aceh, Provinsi Aceh, yang sejak 16 tahun silam giat mengumpulkan lembar demi lembar manuskrip kuno yang masih tersisa. Menyelamatkan secarik kebesaran masa lalu Aceh adalah tujuannya.
Dia bukanlah akademisi, sejarawan, ataupun kolektor benda antik bermodal besar. Keseharian Tarmizi hanyalah seorang pegawai negeri level menengah di Badan Pengembangan Teknologi Pertanian Banda Aceh.
Tidak kurang dari 500 manuskrip kuno Aceh kini tersimpan di sudut rumahnya. Ada mushaf Alquran kuno, buku tasawuf, tauhid, hukum Islam, falak, hingga ilmu pengobatan. Lembaran-lembaran naskah kuno tersebut sudah berwarna kecoklatan. Sebagian tidak utuh lagi karena rusak atau hilang. Beberapa lembar tampak berlubang dimakan rayap dan ngengat.
Manuskrip tersebut umumnya dibuat pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Dengan demikian, usia buku-buku koleksi Tarmizi rata-rata sudah 3-5 lima abad.
Sore itu, Tarmizi dengan bangga menunjukkan kitab Luffat al Tullab, salah satu koleksinya. Kitab ini karangan Syeikh Zakaria Ansari yang ditulis tangan pada abad ke-16. Bagian luarnya sobek, bekas gigitan rayap menghias pinggir buku. Manuskrip ini bertutur bermacam topik, mulai dari hukum Islam, cara berjihad, seni dan sastra, sejarah, hingga pengobatan.
Dari tuturan mengenai pengobatan di kitab itu, Tarmizi beberapa kali mencoba mempraktikkannya dengan meramu obat. Ramuan itu sangat jelas disebutkan di buku tersebut. Hasilnya tak mengecewakan. Penyakit batuk dapat disembuhkan dengan ramuan tradisional itu.
Kitab Luffat al Thulab dibuat pada masa akhir Kerajaan Samudera Pasai. Saat itu kertas adalah barang yang sangat langka di Aceh. Media tulisan sebagian besar berupa kulit kayu. Kertas didatangkan dari Eropa dan China oleh kerajaan. Itu pun sangat jarang karena membutuhkan waktu pesan 10-20 tahun.
Koleksi Tarmizi yang terbanyak berasal dari masa abad ke-17 hingga ke-19. Menurut Annabell Gallop, peneliti sejarah Asia Tenggara dari British Library, London, yang sore itu ikut berkunjung ke rumah Tarmizi, banyaknya temuan manuskrip dari abad ke-17 hingga ke-19 karena pada masa itu tradisi tulis-menulis memuncak di Aceh. Hal ini tak lepas dari kehadiran para penjajah dari Eropa yang memungkinkan kertas dapat didatangkan ke Aceh.
Kitab-kitab tersebut ditulis dalam aksara Arab-Jawi. Sebagian besar dituturkan dengan bahasa Melayu. Bahasa ini digunakan karena menjadi bahasa serantau atau lingua franca masa itu.
Di Perpustakaan Nasional Inggris di London tersimpan sekitar 10 manuskrip kuno asal Aceh. Dibandingkan dengan manuskrip kuno dari Jawa dan Malaysia, manuskrip kuno Aceh memang tidak banyak yang dikoleksi di Inggris. Hal tersebut karena Inggris tidak pernah masuk ke Aceh, kecuali saat Thomas S Raffles pesiar ke daerah ini pada pertengahan 1800-an.
Manuskrip kuno Aceh mempunyai keunikan dan bercitarasa seni tinggi. Setidaknya ini terlihat dari ornamen pada setiap bagian penanda halaman kitab koleksi Tarmizi. ”Walau, memang tak sebagus ornamen manuskrip dari Pattani dan Trengganu,” kata Gallop yang mengaku heran dengan minimnya kepedulian pemerintah terhadap koleksi Tarmizi.
Keprihatinan
Tahun 1995, Tarmizi mendapat tugas dinas ke Brunei. Di Brunei, dia berkesempatan mengunjungi perpustakaan nasional. Di situ dia mendapati ribuan manuskrip kuno Aceh bernilai sejarah tinggi terpajang. ”Saya sangat prihatin. Naskah-naskah kuno itu tak pernah saya lihat di Aceh. Di Aceh juga tak ada perpustakaan yang mempunyai koleksi sejarah Aceh selengkap itu,” tuturnya.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, Tarmizi bertekad mencari dan mengumpulkan manuskrip kuno Aceh. Itu tidak mudah. Manuskrip tersebar di seluruh wilayah Aceh, bahkan di provinsi-provinsi sekitarnya. Banyak orang yang masih menyimpan manuskrip tersebut, tetapi tidak menyadari betapa pentingnya itu sehingga tak dipelihara dengan baik.
Tidak hanya di Aceh, Tarmizi bahkan berburu manuskrip kuno Aceh hingga ke pelosok-pelosok Sumatera Utara dan Riau. Kadang dia menukar kitab kuno itu dengan Alquran baru, beras, atau padi.
”Kalau semuanya diganti dengan uang, saya jelas tidak mampu. Apalagi, tak ada standar harga pasti atas kitab-kitab itu,” ujarnya.
Ratusan juta rupiah sudah dia keluarkan untuk mendapatkan manuskrip-manuskrip tersebut. Enam petak sawah warisan orangtuanya di Kabupaten Pidie sudah habis demi upaya tersebut.
Karena ketiadaan biaya, Tarmizi pun hanya bisa merawat koleksinya dengan cara tradisional. Kitab-kitab berusia ratusan tahun itu dibungkus kain putih, diberi kapur barus, lada hitam, lada putih, dan cengkih. ”Yang penting tak dimakan rayap,” katanya.
Tak sekalipun dia mendapat bantuan dari pemerintah untuk pemeliharaan. Bantuan restorasi manuskrip kuno justru pernah datang dari Pemerintah Jepang usai tsunami 2004 lalu. Dari sekitar 500 koleksi Tarmizi, sebanyak 56 naskah kuno berhasil direstorasi. Sayangnya, Tarmizi kesulitan merestorasi naskah-naskah lain karena ketiadaan biaya.
Tarmizi tidak menyerah. Dia pun mendigitalisasi naskah-naskahnya ke komputer. Sebanyak 23 naskah kuno berhasil didigitalisasi. Namun, biaya lagi-lagi menjadi kendala. Dia juga kesulitan mendapatkan orang yang mampu membaca teks kuno.
Dia kemudian mengajak kawannya yang peduli pada naskah kuno untuk mengalihaksarakan naskah koleksinya dari Arab-Jawi ke latin. Tak sia-sia, dua kitab rampung, yaitu Nazam Aceh (Syair Perempuan Tasawuf Aceh) karangan Pocut di Beutong dan Hujjah Baliqha Ala Jama Mukhashamah karya Jalaluddin bin Syekh Jamaluddin Ibnu Al Qadhi.
Saat ini, Tarmizi dan kawannya sedang menyelesaikan alih aksara kitab lainnya.
Ia tak pernah menjual atau mengomersialkan koleksinya. Jerih payah dan uang ratusan juta rupiah yang digunakan untuk mendapatkan dan memelihara manuskrip-manuskrip kuno itu didedikasikannya untuk pengetahuan generasi masa kini dan mendatang.
”Saya sangat senang dan bangga jika ada orang yang mau belajar dan meneliti manuskrip-manuskrip kuno ini,” katanya.
Tarmizi Abdul Hamid
• Lahir: Pidie, 31 Desember 1964 • Pekerjaan: PNS di Balai Pengembangan Teknologi Pertanian (BPTP) Banda Aceh • Pendidikan terakhir: Fakultas Pertanian Universitas Abul Yatama, Banda Aceh (1997) • Istri: Nurul Husna (39) • Anak: 1. Salsabila Humaira (12) 2. M Rafi Halis (5)

Monumen Hidup Seni Dongkrek Madiun




DOEROKIM
Runik Sri Astuti
KOMPAS.COM--Usianya hampir 81 tahun. Namun, semangatnya masih seperti pria berusia 30-an tahun saat Doerokim membicarakan seni Dongkrek. Semangat yang tidak pernah layu ini menjadi monumen hidup bagi perjuangan Doerokim. Dialah pelaku, pesohor, dan pelestari seni tradisional asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur, itu.
Dulu, Dongkrek berjaya antara lain sebagai ritual yang dipercaya sebagian masyarakat mampu mengusir makhluk halus pembawa penyakit. Saat penjajah Belanda berkuasa, Dongkrek mulai tersingkir. Setelah penjajah pergi, Dongkrek justru kian tenggelam.
Salah satu penyebabnya, nenek moyang kita belum mengenal teknik pendokumentasian. Doerokim mengatakan, jejak Dongkrek yang masih terekam dalam ingatan sebagian masyarakat adalah musiknya yang khas dengan suara ”dung” dan ”krek”.
Suara itu berasal dari alat musik kendang dan korek. Bentuk korek sederhana, berupa kayu bujursangkar yang salah satu sisinya diberi tangkai kayu bergerigi. Bila digesek, bagian ini mengeluarkan bunyi ”krek”.
Dongkrek mewujud dalam sosok manusia bertopeng. Sedikitnya ada tiga karakter manusia, yakni sosok lelaki sebagai ksatria, sosok perempuan, dan sosok genderuwo (makhluk halus yang jahat).
Ksatria merupakan perwujudan tokoh Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro, demang sakti penjaga desa. Topeng perempuannya berwujud wewe putih berekspresi merot. Wewe putih menggambarkan bangsa lelembut yang baik, sosok yang membantu manusia memerangi makhluk penyebab penyakit.
Ketika menghidupkan kembali Dongkrek pada 1975, Doerokim menonjolkan kesenian tradisi itu sebagai seni pertunjukan untuk memberi hiburan bagi masyarakat. Maka, undangan pentas yang datang padanya pun umumnya berkaitan dengan hajatan, nazar, dan peringatan 1 Syuro.
Setiap kali pentas, Dongkrek didukung 27-30 pemain dan pemusik. Anggotanya berasal dari pencinta seni tradisi yang bermodal ketulusan dan keikhlasan tanpa menuntut pamrih. Mereka justru harus rela merogoh kocek sendiri demi menghidupkan Dongkrek.
Naskah beraksara Jawa
Jadilah rumah Doerokim di Jalan Prawirodipuran, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, tempat berkumpul para seniman Dongkrek. Di halaman rumah itu terpasang papan kayu bertuliskan ”Paguyuban Dongkrek Madiun”. Tempat ini menjadi saksi perjuangan mereka menghidupkan kembali Dongkrek sesuai aslinya.
Dikatakan ”asli” karena Doerokim menggali Dongkrek dari berbagai sumber. Ia antara lain mewawancarai keturunan Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro, membaca naskah beraksara Jawa berbahasa Kawi, hingga bersemedi.
Menurut dia, Dongkrek berkisah tentang penyakit yang menyebabkan banyak orang mati. Alkisah Demang Mejayan, Raden Ngabeli Lo Prawirodipuro, bertapa memohon kesembuhan kepada Yang Maha Esa. Selama bersemedi, Ngabehi digoda gerombolan makhluk halus yang jahat.
Ngabehi juga didatangi wanita dan lelaki tua yang memberinya seutas janur kuning. Janur itu dicambukkan kepada para pengganggu yang akhirnya minta ampun dan patuh kepada Ngabehi. Maka, terbebaslah warga dari sakitnya.
Bersamaan dengan upaya pencarian Dongkrek itu, Doerokim mengampanyekan seni tradisi tersebut kepada masyarakat, khususnya anak muda. Silih berganti pelajar dari tingkat SD, SMP, hingga SMA berguru Dongkrek kepada Doerokim.
Jadilah rumah Doerokim menjadi tempat masyarakat berlatih Dongkrek. Demi menarik anak muda pula, Dongkrek mengalami perkembangan. Misalnya, musik asli Dongkrek kemudian berpadu dengan organ, piano, maupun gitar.
Selain mengajarkan seni Dongkrek, Doerokim juga memasukkan falsafah hidup yang menjadi makna seni tradisi itu. Misalnya, kepada para murid dia mengajarkan tentang pentingnya meneladani perilaku Ngabehi.
”Kita harus memenangkan perang dengan setan. Manusia harus menang melawan hawa nafsunya sendiri. Dia harus mampu mengendalikan amarah dan kerakusan,” katanya.
”Hati dan pikiran kita harus jernih agar menghasilkan ucapan yang bagus. Untuk mencapainya, manusia harus melihat hal-hal yang baik. Seorang pemeran tokoh Raden Ngabehi harus mengamalkan ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari supaya berkah,” ujarnya.
Keliling kampung
Perkenalan Doerokim dengan Dongkrek terjadi lebih dari 30 tahun lalu kala dia ditugaskan menjadi kepala desa di Desa Mejayan, Kecamatan Mejayan. Ia terpesona mendengar suara krek-dung yang ditabuh keliling kampung sebagai pengiring orang meronda.
Dia penasaran kala tak juga mendapatkan jawaban memuaskan tentang Dongkrek dari warga yang memainkannya. Ia tergerak untuk menggali lebih jauh sejarah Dongkrek. Ia menghabiskan puluhan tahun menelusuri sejarah Dongkrek.
Di usia senja, Doerokim tak ingin melihat Dongkrek meredup lagi. Ia berharap rumahnya tetap ramai dikunjungi penggemar Dongkrek. Demi mewujudkan cita-cita itu, Ketua Paguyuban Dongkrek Krido Sakti ini mau membangun sanggar seni Dongkrek di teras rumah. Dia berharap, dengan begitu anak muda tertarik mempelajari Dongkrek.
Satu hal yang membuatnya sedih, banyak seni tradisi di Tanah Air terancam punah. Penyebabnya antara lain minimnya minat anak muda dan ketidakmampuan seni tradisi menjadi sandaran hidup yang menjanjikan. Padahal, setiap bentuk seni itu punya nilai tersendiri.
Sebagai pejuang kemerdekaan, Doerokim pun prihatin melihat rendahnya nasionalisme bangsa, terutama di bidang seni budaya. ”Jangankan menggali budaya yang sudah punah, mempertahankan budaya yang masih ada saja tidak dilakukan,” katanya.
Selagi masih bisa, Doerokim selalu mengingatkan anak muda yang ditemuinya agar tidak melupakan sejarah bangsa. Dalam berbagai kesempatan, dia selalu menyelipkan cerita tentang kebesaran leluhur bangsa ini lengkap dengan nilai-nilai kemanusiaannya.
Pesan yang dia sampaikan antara lain agar anak muda menghindari jauh-jauh perbuatan yang jelas-jelas merugikan orang lain, seperti berbuat curang, korupsi, membunuh, merampok, dan mencuri.
”Sejak dulu leluhur kita sudah mengingatkan, setiap perbuatan manusia pasti ada konsekuensinya. Siapa yang berbuat jahat akan menuai hasil yang buruk. Siapa yang berbuat kebaikan pasti mendapatkan manfaat meskipun itu datang belakangan,” ujar Doerokim.
Doerokim
• Lahir: Malang, Jawa Timur, 1 Juli 1930 • Istri: Sriyati • Anak: 6 orang • Pendidikan: - Sekolah Rakyat (kelas 5), 1944 - Lembaga Pengetahuan Umum, Surabaya, 1952 • Karier: - Badan Keamanan Rakyat (BKR), 1945 - Pelatih Tentara di Korem Madiun, 1965 - Komandan Peleton Perawatan di Madiun, 1964 - Komandan Peleton Tempur di Madiun, 1965-1967 - ”Caretaker” Kepala Desa Mejayan, Kecamatan Mejayan, Madiun, 1975 - Pensiun dengan pangkat letnan dua, 1982 - Ketua Paguyuban Dongkrek Krido Sakti, Madiun

Runtuhnya Jembatan Kami


 

BANYUMAS, KOMPAS.com--Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kini harus kehilangan sebuah bangunan bersejarah, menyusul runtuhnya Jembatan Soekarno di Sungai Serayu pada hari Senin (27/6).
Jembatan bersejarah yang berada di jalur selatan Jawa Tengah, yakni di antara Desa Rawalo, Kecamatan Rawalo, dan Desa Cindaga, Kecamatan Kebasen, runtuh sekitar pukul 08.30 WIB.
Kendati demikian, putusnya Jembatan Soekarno tersebut tidak mengganggu arus lalu lintas karena telah ditutup sejak tahun 1998, setelah dibangun jembatan baru di sebelahnya yang dikenal dengan sebutan Jembatan Soeharto.
Informasi yang dihimpun, nama Soekarno melekat pada jembatan lama tersebut karena desain jembatan konon digagas oleh Sang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia itu.
Kepala Desa Rawalo, Zahrur Romadon mengatakan, jembatan lama di atas Sungai Serayu sebenarnya telah dibangun pada masa penjajahan Belanda untuk memperlancar arus transportasi di Jawa Tengah bagian selatan, yakni sekitar tahun 1938.
"Dari cerita para sesepuh di sini, jembatan itu dibangun sekitar tahun 1938. Akan tetapi jembatan tersebut dihancurkan pada masa penjajahan Jepang, sekitar tahun 1943," katanya.
Menurut dia, Presiden Soekarno pada tahun 1946 membangun kembali jembatan tersebut. "Bahkan, desain jembatan dirancang sendiri oleh Bung Karno sehingga warga menyebutnya dengan nama Jembatan Soekarno," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, jembatan tersebut dibangun dengan menggunakan lima lengkungan yang menggambarkan Pancasila.
Ia mengatakan, Jembatan Soekarno ini mengalami beberapa kali perbaikan, dan pemugaran terakhir dilakukan pada tahun 1975.
Oleh karena arus lalu lintas semakin padat, kata dia, Presiden Soeharto membangun sebuah jembatan baru di sebelahnya sekitar tahun 1996.
"Jembatan baru ini dikenal dengan sebutan Jembatan Soeharto dan menggantikan fungsi Jembatan Soekarno yang ditutup sejak tahun 1998," katanya.
Sementara itu, Kepala Balai Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Wilayah Cilacap, Suwito mengatakan, Jembatan Soeharto dibangun sekitar tahun 1996-1998.
Menurut dia, Jembatan Soekarno yang memiliki panjang 208 meter dan lebar enam meter tersebut ditutup sejak tahun 1998 setelah Jembatan Soeharto yang memiliki panjang 198 dan lebar delapan meter dioperasikan penuh.
"Dulu memang kedua jembatan sempat dioperasikan semuanya. Namun sejak tahun 1998, jembatan yang lama ditutup," katanya.
Saat kedua jembatan masih dioperasikan, Jembatan Soekarno digunakan untuk arus lalu lintas dari arah Bandung menuju Yogyakarta, sedangkan Jembatan Soeharto untuk kendaraan dari Yogyakarta menuju Bandung.
Kendati demikian, Suwito mengatakan, runtuhnya Jembatan Soekarno tidak mengganggu arus lalu lintas di jalur selatan Jateng.
Kronologis Kejadian
Runtuhnya Jembatan Soekarno mengakibatkan seorang warga yang sedang mancing ikan di bawah jembatan, Sumarno (30) mengalami luka di pipi kanan sehingga harus mendapatkan tiga buah jahitan.
"Saat itu, sekitar pukul 08.00 WIB, saya bersama dua orang teman sedang mancing di bawah jembatan. Tiba-tiba dari atas ada runtuhan kecil yang berjatuhan sehingga saya berkata ke teman-teman, mungkin jembatannya akan runtuh," kata warga Desa Rawalo ini.
Oleh karena itu, dia pun segera naik ke atas jembatan untuk menyelamatkan sepeda motornya.
Akan tetapi saat berusaha menyelamatkan diri, Jembatan Soekarno ini runtuh dan Sumarno pun terjatuh meskipun tidak terbawa hingga ke Sungai Serayu.
Warga lainnya, Dedi mengaku segera mendatangi lokasi kejadian ketika mendapat kabar jika Jembatan Soekarno runtuh. "Begitu mendengar jembatan itu ambrol, saya langsung ke sini. Benar juga jembatan lama tersebut ambrol hingga putus," kata seorang warga, Dedi.
Menurut dia, jembatan tersebut sudah lama tidak digunakan lagi. Bahkan, kata dia, salah satu ujung jembatan telah dijadikan sebagai tempat pengolahan aspal oleh Balai Pelaksana Teknis (BPT) Dinas Bina Marga Jawa Tengah Wilayah Cilacap.
Kendati sudah tidak dilalui kendaraan, jembatan lama tersebut kadang masih digunakan untuk menjemur padi atau tempat memancing oleh warga. "Kalau hari Minggu mungkin bisa menimbulkan korban karena banyak warga yang jalan-jalan di atas jembatan lama tersebut," katanya.
Menurut dia, putusnya jembatan tersebut kemungkinan akibat gerusan air Sungai Serayu. "Saya kebetulan sering mancing di bawah jembatan. Kaki-kaki jembatan ini sudah menggantung akibat gerusan air," katanya.
Ketua Forum Masyarakat Pengelolaan Sumber Daya Air (Formas PSDA) Serayu Hilir Eddy Wahono mengatakan, putusnya jembatan lama tersebut karena faktor usia.
"Selain itu juga dipicu aktivitas penambangan pasir dan ’ground seal’ (penahan badan jembatan, red.) yang sudah tidak kuat lagi," katanya.
Sebelum runtuh, kata dia, "ground seal" sebelah utara Jembatan Soekarno telah merekah selebar 50 meter. "Dua tahun lalu, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kabupaten Banyumas telah mengusulkan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak agar ’ground seal’ sebelah utara Jembatan Soekarno segera diperbaiki. Padahal saat itu, rekahan sebelah utara baru 25 meter, bagian tengah 10 meter, dan selatan 25 meter," katanya.
Menurut dia, kondisi tersebut mengancam keberadaan Jembatan Soeharto yang berjarak sekitar 10 meter di sebelahnya. "Kalau musim hujan datang, akan semakin berbahaya. Oleh karena itu, kami berharap segera ada penanganan terhadap jembatan tersebut," katanya.