Puteri Indonesia Lingkungan 2009 dan Duta Masyarakat Sehat Tanpa Rokok, Zukhriatul Hafizah bersama 38 finalis PPI 2010, menggelar aksi damai anti tembakau di Citywalk Sudirman, Jakarta, (2/10/2010). Kegiatan ini diprakarsai Komnas Pengendalian Tembakau bekerjasama dengan Yayasan Puteri Indonesia.
KOMPAS.com - Indonesia masuk dalam daftar tiga besar negara dengan perokok terbesar di dunia setelah India dan China. Tak hanya fakta ini yang memprihatinkan, tetapi juga bahwa perokok perempuan juga semakin besar jumlahnya. Yakni naik 10 kali lipat selama tiga tahun terakhir. Saat ini jumlah perokok di Indonesia sebesar 65 juta, dengan lima persennya adalah perempuan. Sementara jumlah perokok pasif di Indonesia juga tinggi sebanyak 50 juta, dan kebanyakan dari mereka adalah perempuan.
Ketua Harian Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT), Laksmiati A. Hanafiah, menegaskan bahwa perempuan, baik perokok pasif maupun aktif, adalah korban.
"Iklan rokok yang massive dan digambarkannya merokok sebagai gaya hidup menjadi pemicu semakin banyaknya perempuan merokok," papar Laksmiati seusai aksi damai bertema "Sehat, Cerdas, Berprestasi Tanpa Rokok" yang diadakan Komnas PT bekerjasama dengan Yayasan Puteri Indonesia di Citywalk Sudirman, Jakarta, Sabtu (2/10/2010).
Kegiatan yang melibatkan Duta Masyarakat Sehat Tanpa Rokok Zukhriatul Hafizah dan 38 finalis Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) 2010 ini, bermaksud meningkatkan kesadaran masyarakat atas bahaya rokok.
"Zat nikotin yang terkandung dalam rokok menyebabkan adiksi. Banyak penelitian membuktikan sifat rokok yang membuat candu, dan berbahaya untuk kesehatan. Mau menyangkal hasil penelitian?" Laksmiati menyampaikan kegusarannya.
Kabar baiknya, kesadaran masyarakat untuk menghentikan kebiasaan merokok semakin meningkat lima tahun terakhir. Meskipun masih lebih banyak orang yang tetap menjalani kebiasaan yang merugikan kesehatan ini. Kecanduan masih dijadikan alasan klise dan pembenaran para perokok, kata Laksmiati.
Penyadaran masih perlu dilakukan, dengan melihat dari dampak kesehatan yang ditimbulkan rokok. Melalui 23 organisasi yang beraliansi dengan Komnas PT, termasuk Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, PGRI, dan berbagai organisasi profesi lainnya.
"Kami tidak melarang industri rokok, atau melarang orang untuk merokok, yang kami himbau adalah pelarangan iklan rokok," tegas Laksmiati. Komnas PT menyasar anak muda dalam kampanye anti tembakau yang digulirkan komisi ini sejak 1998 lalu melalui berbagai kegiatan, termasuk advokasi ke pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar