BRUSSELS, KOMPAS.com — Belgia berencana mengurangi separuh jumlah tentaranya di Afganistan mulai awal Januari 2012, demikian dikatakan pejabat kementerian pertahanan kepada AFP pada Minggu (26/6/2011) sebagai tanda terkini pengeluaran sekutu dari perang satu dasawarsa itu.
"Pengurangan utama terjadi di Kabul, tempat menteri itu menentukan bahwa tujuan kami tercapai dalam beberapa hal," kata Didier Deweerdt, juru bicara Menteri Pertahanan Pieter De Crem.
"Dari kekuatan 585 tentara saat ini di negara terkoyak perang itu, 325 tentara untuk mengamankan bandar udara di Kabul akan menjadi hanya 60 orang," katanya.
Yang lain akan meninggalkan Kunduz utara, tempat pasukan Belgia membantu melatih tentara Afganistan. Sekelompok lebih besar akan tetap di Kandahar selatan, tempat enam jet tempur F-16 terlibat dalam mendukung gerakan sekutu asing di negara tersebut.
Deweerdt menyatakan bahwa usulan itu, yang ditekankannya masih harus disetujui pemerintah sementara Belgia, "sejalan dengan kebijakan pengurangan pasukan, yang diumumkan Amerika Serikat dan Perancis" sejak pekan lalu.
De Crem mengatakan kepada televisi Belgia bahwa usulnya dimungkinkan oleh kemajuan menuju "pengafganistanan" perang itu, dengan menyatakan waktunya "untuk menyerahkan Afganistan kepada warga Afganistan". "Tugas mereka selesai," kata De Crem tentang satuan Bandar Udara Kabul.
Presiden Nicolas Sarkozy pada Jumat mengumumkan bahwa ratusan tentara Perancis, dari pasukan berkekuatan 4.000 orang, akan ditarik dari Afganistan sebelum akhir 2011, "secara proporsional dan dalam jangka waktu yang sama dengan penarikan bala bantuan Amerika Serikat".
Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada pekan lalu memerintahkan seluruh 33.000 tentara tambahan Amerika Serikat pulang dari Afganistan pada musim panas mendatang dan menyatakan awal dari akhir perang itu, dengan menyatakan penarikan itu dimulai pada Juli.
Sarkozy menyatakan memiliki kepercayaan serupa dengan Obama bahwa keamanan membaik sejak kematian Osama bin Ladin, dengan menambahkan bahwa karena keadaan membaik, penarikan seluruh pasukan tempur Barat pada 2014 dapat diajukan.
Sejumlah 2.532 tentara asing tewas di negara terkoyak perang itu sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001 untuk menggulingkan Pemerintah Taliban, yang menolak menyerahkan Osama bin Laden, yang dituduh melancarkan serangan di negara adidaya tersebut.
Korban terbanyak adalah tentara Amerika Serikat dengan 1,622 orang, diikuti Inggris (373), Kanada (157), Perancis (63), Jerman (53), Denmark (40), Italia (36), Spanyol (30), Polandia (27), Belanda (25), Australia (24), dan negara lain (82). Sekitar 40 negara terlibat dalam gerakan itu.
Angka tertinggi 711 tentara asing tewas di negara itu tercatat pada 2010, menjadikannya tahun paling mematikan bagi mereka sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat menggulingkan pemerintah garis keras Taliban pada akhir 2001.
Peningkatan jumlah korban tewas menjadi berita buruk bagi Washington dan sekutunya, yang pemilihnya semakin putus asa oleh korban dalam perang di tempat jauh itu, yang tampak berkepanjangan dan tak berujung.
Kekerasan meningkat di seluruh Afganistan pada bulan ini sejak Taliban mengumumkan pemulaian serangan musim semi, yang lama mereka nantikan.
Taliban, yang memerintah sejak 1996, melancarkan perlawanan sesudah digulingkan dari kekuasaan oleh serbuan pada tahun 2001.
"Dari kekuatan 585 tentara saat ini di negara terkoyak perang itu, 325 tentara untuk mengamankan bandar udara di Kabul akan menjadi hanya 60 orang," katanya.
Yang lain akan meninggalkan Kunduz utara, tempat pasukan Belgia membantu melatih tentara Afganistan. Sekelompok lebih besar akan tetap di Kandahar selatan, tempat enam jet tempur F-16 terlibat dalam mendukung gerakan sekutu asing di negara tersebut.
Deweerdt menyatakan bahwa usulan itu, yang ditekankannya masih harus disetujui pemerintah sementara Belgia, "sejalan dengan kebijakan pengurangan pasukan, yang diumumkan Amerika Serikat dan Perancis" sejak pekan lalu.
De Crem mengatakan kepada televisi Belgia bahwa usulnya dimungkinkan oleh kemajuan menuju "pengafganistanan" perang itu, dengan menyatakan waktunya "untuk menyerahkan Afganistan kepada warga Afganistan". "Tugas mereka selesai," kata De Crem tentang satuan Bandar Udara Kabul.
Presiden Nicolas Sarkozy pada Jumat mengumumkan bahwa ratusan tentara Perancis, dari pasukan berkekuatan 4.000 orang, akan ditarik dari Afganistan sebelum akhir 2011, "secara proporsional dan dalam jangka waktu yang sama dengan penarikan bala bantuan Amerika Serikat".
Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada pekan lalu memerintahkan seluruh 33.000 tentara tambahan Amerika Serikat pulang dari Afganistan pada musim panas mendatang dan menyatakan awal dari akhir perang itu, dengan menyatakan penarikan itu dimulai pada Juli.
Sarkozy menyatakan memiliki kepercayaan serupa dengan Obama bahwa keamanan membaik sejak kematian Osama bin Ladin, dengan menambahkan bahwa karena keadaan membaik, penarikan seluruh pasukan tempur Barat pada 2014 dapat diajukan.
Sejumlah 2.532 tentara asing tewas di negara terkoyak perang itu sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001 untuk menggulingkan Pemerintah Taliban, yang menolak menyerahkan Osama bin Laden, yang dituduh melancarkan serangan di negara adidaya tersebut.
Korban terbanyak adalah tentara Amerika Serikat dengan 1,622 orang, diikuti Inggris (373), Kanada (157), Perancis (63), Jerman (53), Denmark (40), Italia (36), Spanyol (30), Polandia (27), Belanda (25), Australia (24), dan negara lain (82). Sekitar 40 negara terlibat dalam gerakan itu.
Angka tertinggi 711 tentara asing tewas di negara itu tercatat pada 2010, menjadikannya tahun paling mematikan bagi mereka sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat menggulingkan pemerintah garis keras Taliban pada akhir 2001.
Peningkatan jumlah korban tewas menjadi berita buruk bagi Washington dan sekutunya, yang pemilihnya semakin putus asa oleh korban dalam perang di tempat jauh itu, yang tampak berkepanjangan dan tak berujung.
Kekerasan meningkat di seluruh Afganistan pada bulan ini sejak Taliban mengumumkan pemulaian serangan musim semi, yang lama mereka nantikan.
Taliban, yang memerintah sejak 1996, melancarkan perlawanan sesudah digulingkan dari kekuasaan oleh serbuan pada tahun 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar