Selasa, 28 Juni 2011

Mengapa Tidur di Ayunan Lebih Nyenyak?



Kompas.com — Ternyata ada alasan mengapa bayi-bayi lebih mudah tertidur saat berada di buaian. Anda mungkin juga pernah merasakan betapa rileksnya saat berayun-ayun di tempat tidur gantung (hammock). Riset menunjukkan, berayun di buaian memengaruhi gelombang otak sehingga kantuk lebih cepat datang.
Untuk meneliti bagaimana berayun di buaian bisa mempercepat rasa kantuk, para peneliti dari University of Geneva merekrut 12 partisipan pria. Wanita tidak disertakan karena perubahan hormonal ketika siklus menstruasi bisa memengaruhi pola tidur.
Penelitian dilakukan di laboratorium tidur milik universitas. Para partisipan diminta tidur siang selama 45 menit di dalam tempat tidur yang didesain untuk digantung di langit-langit. Pada hari pertama posisi tempat tidur dibiarkan statis. Kemudian esoknya tempat tidur diayun perlahan-lahan.
Selama tidur, aktivitas otak mereka dimonitor dengan alat electroencephalogram (EEG), yang menggunakan elektroda di kulit untuk merasakan aktivitas elektrik dari otak.
Para peneliti menemukan, partisipan tidur lebih cepat dan lebih dalam ketika tempat tidur itu diayun. Ketika tempat tidur dibiarkan statis, para partisipan hanya memasuki fase tidur ringan atau fase NI sekitar 30 persen. Fase yang disebut juga dengan fase tidur delta ini merupakan fase tidur awal. Tidur dalam berada pada fase N3. Sementara itu, ketika ranjang diayun, para partisipan memasuki fase tidur N2 sekitar 10 persen lebih lama.
Tidur di buaian juga mengubah pola aktivitas otak yang disebut juga dengan sleep spindles atau energi elektrikal yang terjadi ketika fase tidur N2. Ketika tempat tidur dalam posisi diayun, para partisipan menunjukkan peningkatkan sleep spindles yang tajam pada paruh kedua waktu tidur mereka. Penelitian lain menunjukkan, makin tinggi jumlah sleep spindles saat tidur siang berkaitan dengan kesegaran tubuh yang dirasakan setelah bangun tidur.
Sejauh ini, para peneliti belum yakin apakah tidur di ayunan juga memiliki efek yang sama di malam hari. Namun, mereka berharap hasil penelitian ini bisa dikembangkan untuk mendapatkan solusi bagi para penderita insomnia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar