Selasa, 28 Juni 2011

Olahraga Kurangi Risiko Serangan Asma

 
KOMPAS.com – Banyak yang mengira penderita asma tidak boleh melakukan olahraga. Padahal, olahraga dengan intensitas sedang, jika dilakukan secara teratur, justru dapat membantu mencegah keparahan dan kemungkinan terjadinya serangan asma.
Hal tersebut disarankan oleh Profesor Stefano Del Giacco dari Universitas  Cagliari, Italia. Meski pada beberapa kasus, olahraga adalah salah satu pencetus terjadinya serangan asma, tetapi menurut Stefano, kegiatan aerobik ringan seperti  berjalan kaki dan bersepeda sangat efektif untuk mencegah serangan asma.
Kesimpulan Stefano didasarkan pada hasil penelitiannya di sebuah klub sepakbola  profesional Liga Serie A Italia. Ia menguji tim yang bermain dalam tiga periode berbeda selama satu musim.
Penelitian ini mengambil sampel darah pemain untuk dianalisis dan dideteksi apakah ada tanda-tanda reaksi kekebalan. Hasil pengujian menunjukkan, respon alergi di antara para pemain ternyata lebih rendah dari perkiraan rata-rata. Hasil ini mengindikasikan bahwa olahraga teratur dapat menurunkan risiko alergi.
Sejumlah peneliti percaya bahwa latihan rutin secara moderat dapat mengerahkan efek positif pada sistem kekebalan dengan cara menurunkan tingkat kekebalan tertentu pada beberapa molekul yang berperan dalam peradangan bronkial dan serangan asma.
Profesor Del Giaccoe menyarankan agar penderita asma non-atlet yang pernah mengalami serangan asma akibat olahraga untuk memilih jenis latihan yang tepat. "Anda tak perlu kegiatan intens untuk melakukan latihan fisik, karena itu hanya masalah waktu. Hanya butuh waktu sekitar 5-8 menit saja untuk terjadinya serangan jantung, dan itulah mengapa Anda harus memilih olahraga yang tepat," katanya.
Faktanya, latihan jenis ringan dapat memicu ledakan aktivitas pada seseorang hanya dalam kurang dari lima menit saja. Sedangkan olahraga level menengah seperti permainan tim seperti basket dan sepak bola memicu ledakan aktivitas dengan durasi lebih lama, tetapi dengan periode intermiten. Jenis olahraga berat seperti balap sepeda, maraton atau kegiatan ketahanan lainnya termasuk dalam kategori latihan berisiko tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar