Kompas.com — Badan keamanan pangan dan pencegahan penyakit Uni Eropa merekomendasikan agar kecambah atau taoge yang akan dikonsumsi dimasak terlebih dulu. Himbauan ini menyusul munculnya wabah Escherichia coli (E coli) di Jerman dan Perancis.
Selain menghindari makanan mentah, badan keamanan pangan tersebut juga merekomendasikan agar konsumen tidak menanam kecambah untuk konsumsi sendiri dan hanya memakan kecambah yang sudah dimasak.
Laporan yang dikeluarkan European Food Safety Authority di Italia dan European Centre for Disease Prevention and Control di Swedia menyebutkan, kecambah sering dijual dalam kombinasi sayur dan selama pengemasan ulang tersebut dimungkinkan terjadi kontaminasi.
Sebelum mewabahnya E coli, kecambah digolongkan ke dalam bahan pangan yang sehat untuk campuran salad.
Walau orang Indonesia pada umumnya lebih menyukai makanan yang matang, tetapi menurut Dr Anis Karuniawati Sp.MK, Ketua Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kewaspadaan tetap diperlukan untuk menghindari bakteri E coli.
Untuk mencegah kemungkinan infeksi bakteri membahayakan, kata Anis, setidaknya ada tiga langkah yang dapat dilakukan. Pertama, hindari makan makanan yang mentah serta cuci sayuran dengan air matang untuk mengurangi jumlah bakteri. Kedua, memasak makanan/minuman dengan benar, sampai matang. Ketiga, cuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan (atau dengan hand sanitizer).
Dari Eropa dilaporkan, sedikitnya 48 orang di Jerman tewas karena wabah bakteri E coli strain baru yang disebabkan karena kecambah. Sementara itu, di Perancis penyebab wabah juga diduga karena kecambah dan menyebabkan 10 orang sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar