KOMPAS.com — Meski pasien penyakit saraf pada umumnya tidak disarankan untuk berpantang makanan, khusus pasien demensia vaskuler, penyakit pikun yang disebabkan gangguan pembuluh darah di otak, disarankan untuk menghindari makanan bergaram tinggi karena mereka berisiko tinggi menderita hipertensi.
Menurut dr Raul Sibarani, SpS, penderita demensia vakskuler rentan menderita penyakit hipertensi dan stroke. "Karena itu, harus dikontrol faktor risikonya, misalnya makanan tinggi garam, kolesterol, dan berlemak," katanya.
Demensia vaskuler terutama disebabkan oleh serangkaian stroke atau hilangnya pasokan darah ke beberapa bagian otak yang berakibat matinya sebagian jaringan otak. Gangguan tersebut mengakibatkan menurunnya kemampuan mental secara bertahap. Stroke dan demensia vaskuler merupakan konsekuensi dari adanya satu atau beberapa gangguan, seperti tekanan darah tinggi.
Pola makan yang dianjurkan, menurut Raul, pada intinya adalah makanan yang sehat dan berimbang. "Yang penting juga adalah cukup makan dan jangan terlambat karena otak kita sensitif. Kalau kekurangan glukosa, sudah pasti bawaannya itu lemas, tidak bergairah. Jadi, harus tepat waktu makannya," paparnya dalam acara seminar awam mengenai demensia di RS MRCCC Siloam, Jakarta.
Pada penderita demensia, lupa menjadi bagian keseharian dalam hidupnya. Pada tahap lanjut, demensia memunculkan perubahan tingkah laku yang semakin mengkhawatirkan sehingga perlu sekali bagi keluarga memahami dengan baik perubahan tingkah laku tersebut dan memunculkan rasa empati dalam merawat.
Menurut dr Raul Sibarani, SpS, penderita demensia vakskuler rentan menderita penyakit hipertensi dan stroke. "Karena itu, harus dikontrol faktor risikonya, misalnya makanan tinggi garam, kolesterol, dan berlemak," katanya.
Demensia vaskuler terutama disebabkan oleh serangkaian stroke atau hilangnya pasokan darah ke beberapa bagian otak yang berakibat matinya sebagian jaringan otak. Gangguan tersebut mengakibatkan menurunnya kemampuan mental secara bertahap. Stroke dan demensia vaskuler merupakan konsekuensi dari adanya satu atau beberapa gangguan, seperti tekanan darah tinggi.
Pola makan yang dianjurkan, menurut Raul, pada intinya adalah makanan yang sehat dan berimbang. "Yang penting juga adalah cukup makan dan jangan terlambat karena otak kita sensitif. Kalau kekurangan glukosa, sudah pasti bawaannya itu lemas, tidak bergairah. Jadi, harus tepat waktu makannya," paparnya dalam acara seminar awam mengenai demensia di RS MRCCC Siloam, Jakarta.
Pada penderita demensia, lupa menjadi bagian keseharian dalam hidupnya. Pada tahap lanjut, demensia memunculkan perubahan tingkah laku yang semakin mengkhawatirkan sehingga perlu sekali bagi keluarga memahami dengan baik perubahan tingkah laku tersebut dan memunculkan rasa empati dalam merawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar