Jumat, 03 Juni 2011

Bakteri E Coli baru lebih mematikan


                                                           
                                                            Koloni bakteri Escherichia coli dilihat dengan pemindai elektron
                                                  
KOMPAS.com — Eropa saat ini tengah menghadapi wabah bakteri E coli yang membuat sakit lebih dari 1.600 orang di Jerman dan membunuh 18 orang. Badan Kesehatan Dunia menyatakan, patogen penyebab wabah ini adalahstrain baru yang belum pernah dikenal oleh ilmuwan.
Menurut Beijing Genomics Institute, China yang bekerja sama dengan ilmuwan Jerman, strain E coli ini merupakan jenis yang sangat mematikan dan mudah menular. "Ini merupakan strain unik yang belum pernah diisolasi dari pasien sebelumnya," kata Hilde Kruse, ahli keamanan pangan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Penelitian awal terhadap analisis genetik menunjukkan, strain bakteri ini merupakan bentuk mutan dari dua bakteri E coli, enteroaggregative E coli (EAEC) dan enterohemorrhagic E coli (EHEC). Apabila kedua bakteri ini bergabung, akan berbahaya bagi manusia.
"Salah satu bakteri akan mengambil zat toksik dari bakteri lain dan menghasilkan racun yang lebih berbahaya karena menyebabkan diare berat, bahkan merusak jaringan, termasuk ginjal," kata Dr Paul Wigley, ahli biologi dari Universitas Liverpool, seperti dilansir BBC.
Kasus wabah E coli ini telah menyebabkan gagal ginjal yang langka dan mengancam   jiwa. Sebenarnya infeksi E coli yang normal juga mengancam jiwa, tetapi pada umumnya hanya pada kelompok bayi dan anak-anak serta orang yang daya tahan tubuhnya rendah.
Pada kasus di Eropa ini korban terbanyak adalah perempuan dan remaja. Pemerintah Jerman menemukan 470 kasus komplikasi ginjal. Dikhawatirkan wabah ini menelan korban lebih banyak lagi karena hingga sekarang belum bisa dipastikan sumber penularan wabah tersebut.
Masa inkubasi penyakit itu tiga sampai delapan hari. Bakteri E coli bisa ditemukan pada feses dan bisa menyebar jika seseorang memiliki kebiasaan hidup kurang bersih, misalnya tidak mencuci tangan dengan sabun.
Dugaan awal wabah ini disebabkan sayuran mentah yang tercemar E coli. Beberapa penelitian yang dilakukan di Eropa juga menunjukkan hubungan yang kuat antara gejala penyakit dan konsumsi sayuran mentah.
WHO menyatakan, kasus-kasus karena E coli telah dilaporkan di sembilan negara Eropa, meliputi Austria, Denmark, Jerman, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris. Mayoritas kasus mengenai orang di Jerman atau orang-orang yang baru bepergian ke Jerman Utara.
Wabah E coli yang terjadi di Eropa ini merupakan kejadian terbesar ketiga dan paling menyebabkan korban jiwa. Sebelumnya dua orang dilaporkan meninggal pada wabah di Jepang tahun 1996 dan membuat sakit 9.000 orang. Sementara itu, pada tahun 2000 di Kanada dilaporkan 7 orang meninggal karena wabah E coli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar