Minggu, 22 Mei 2011

13 Tahun Reformasi, Masih TertindaS


 
k2-11 Massa dari Persatuan Perlawanan Rakyat Indonesia ( PRRI ) saat melakukan longmarch di Jalan Malioboro Yogyakarta, Sabtu (21/5/2011), dalam memperingati 13 tahun reformasi.


YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Memperingati 13 tahun reformasi, puluhan orang yang tergabung dalam Persatuan Perlawanan Rakyat Indonesia (PPRI) Yogyakarta, Sabtu (21/5/2011) siang, melakukan aksi unjuk rasa mengecam pemerintah yang belum bisa menyejahterakan rakyat. Selama 13 tahun reformasi, rakyat masih tertindas.
Aksi diawali dengan long march dari perempatan Tugu, Yogyakarta, menuju perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta melewati Jalan Malioboro. Sambil membawa spanduk, poster, dan berbagai macam bendera dari beberapa aliansi, massa pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel menolak liberalisme dan menuntut rezim SBY-Budiono mundur.
Koordinator aksi, Heru Yuanta, mengatakan, pasca-penumbangan rezim Soeharto, masyarakat bersukacita, harapan untuk keluar dari krisis sangat besar. Para mahasiswa dan masyarakat bersemangat mendorong agenda reformasi.
"Tetapi, ternyata harapan dari masyarakat sampai saat ini 13 tahun jalannya reformasi tidaklah terpenuhi. Bahkan, korupsi, mafia hukum, dan mafia pajak makin merajalela, mengakibatkan rakyat kecil makin sengsara," ujar Heru.
Bahkan, lanjutnya, biaya pendidikan makin mahal. Elite politik bertikai sendiri untuk mengamankan diri sendiri tanpa memikirkan kehidupan rakyat kecil. Sistem kerja kontrak dan outsourcing serta pemberian upah buruh yang tidak layak sebagai bentuk penindasan baru kepada rakyat kecil.
Aksi unjuk rasa dari berbagai elemen yang tergabung dalam PPRI ini mendapat pengamanan dari aparat Polresta Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar