KOMPAS.com - Saat tubuh terasa kaku dan pegal, mengentakkan sendi-sendi sampai berbunyi memang memberi rasa nyaman dan seolah menghilangkan seluruh pegal. Namun sebaiknya hal ini jangan jadi kebiasaan karena dapat berakibat serius.
Rasa nyeri dan kaku di leher, pinggang, atau tangan sebagian besar memang diakibatkan oleh kurangnya peregangan otot-otot. Akan tetapi nyeri di leher dan pinggang juga bisa dipicu oleh saraf terjepit. Menggemeratakkan persendian dikhawatirkan justru makin menekan saraf.
"Memang sih kalau dientakkan sampai bunyi pegal-pegal terasa berkurang. Tapi manipulasi leher seperti itu bisa menyebabkan tonjolan yang semakin menekan saraf," kata dr.Maysam Irawati, ahli saraf dari Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan, dalam talkshow 'Nyaman Bekerja Tanpa Nyeri' di Jakarta beberapa waktu lalu.
Hal senada diungkapkan dr. Aris Wibudy, Sp.PD. Ia mengatakan kebiasaan mengentakkan sendi-sendi bisa menimbulkan peradangan. "Kalau sendi dientakkan sampai terasa sakit pasti akan timbul peradangan dan buku-buku sendi membesar," katanya dalam kesempatan terpisah.
Untuk mengurangi rasa kaku dan pegal, dr.Maysam menyarankan agar kita melakukan peregangan maksimal setiap tiga jam sekali. "Lakukan senam leher selama 5 menit. Gerakkan secara perlahan ke samping kanan dan kiri, menengadah kemudian menduduk," sarannya.
Latihan penguatan otot-otot penyangga sendi juga sebaiknya dilakukan secara teratur untuk menjaga kelenturan dan mencegah nyeri sendi.
Kompres dingin dan panas bergantian pada bagian belakang leher selama masing-masing 20 menit juga bisa mengurangi rasa tidak nyaman. Tetapi kompres panas dan dingin ini tidak disarankan untuk mereka yang punya masalah pada jantung atau masalah sirkulasi.
"Memang sih kalau dientakkan sampai bunyi pegal-pegal terasa berkurang. Tapi manipulasi leher seperti itu bisa menyebabkan tonjolan yang semakin menekan saraf"
"Memang sih kalau dientakkan sampai bunyi pegal-pegal terasa berkurang. Tapi manipulasi leher seperti itu bisa menyebabkan tonjolan yang semakin menekan saraf," kata dr.Maysam Irawati, ahli saraf dari Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan, dalam talkshow 'Nyaman Bekerja Tanpa Nyeri' di Jakarta beberapa waktu lalu.
Hal senada diungkapkan dr. Aris Wibudy, Sp.PD. Ia mengatakan kebiasaan mengentakkan sendi-sendi bisa menimbulkan peradangan. "Kalau sendi dientakkan sampai terasa sakit pasti akan timbul peradangan dan buku-buku sendi membesar," katanya dalam kesempatan terpisah.
Untuk mengurangi rasa kaku dan pegal, dr.Maysam menyarankan agar kita melakukan peregangan maksimal setiap tiga jam sekali. "Lakukan senam leher selama 5 menit. Gerakkan secara perlahan ke samping kanan dan kiri, menengadah kemudian menduduk," sarannya.
Latihan penguatan otot-otot penyangga sendi juga sebaiknya dilakukan secara teratur untuk menjaga kelenturan dan mencegah nyeri sendi.
Kompres dingin dan panas bergantian pada bagian belakang leher selama masing-masing 20 menit juga bisa mengurangi rasa tidak nyaman. Tetapi kompres panas dan dingin ini tidak disarankan untuk mereka yang punya masalah pada jantung atau masalah sirkulasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar