Minggu, 15 Mei 2011

Susu Formula Bikin Bayi Obesitas


LONDON, KOMPAS.com 
Bayi yang meminum susu formula ternyata rawan mengalami kegemukan saat mulai menginjak usia lima tahun.
Penelitian menunjukkan, pertambahan bobot bayi dalam waktu lebih singkat dapat memengaruhi kehidupannya dan menempatkan mereka pada risiko mengidap penyakit, mulai dari sakit jantung hingga diabetes.
Kajian tersebut menemukan, bayi-bayi sehat yang mengonsumsi susu formula yang diperkaya protein, vitamin, dan berbagai nutrisi lainnya akan mengalami penambahan lemak tubuh sebanyak 22 sampai 38 persen ketika berusia lima hingga delapan tahun ketimbang mereka yang hanya mengonsumsi susu botol biasa.
Para peneliti asal Inggris itu, seperti dikutip Daily Mail, percaya bayi-bayi itu mengonsumsi kalori secara berlebihan. Berat badan mereka bertambah pada masa pertumbuhan yang paling krusial.
Riset sebelumnya menunjukkan bahwa 20 persen orang dewasa yang menderita obesitas disebabkan kelebihan nutrisi atau memiliki berat badan berlebih ketika masih bayi.
Para ibu pun pernah diwanti-wanti untuk memberi nutrisi yang diperkaya untuk anak yang kekurangan berat badan jika mereka tidak bisa memberikan ASI. Kini, para dokter menegaskan bahwa "menggemukkan" bayi hanya perlu untuk mereka yang lahir prematur.
"Studi ini mendukung program ASI karena dengan ASI bayi tidak bisa mengalami kelebihan makanan," ungkap Professor Atul Singhal dari MRC Childhood Nutrition Research Centre di University College London, yang memimpin penelitian itu.
"Dan temuan itu juga akan menjadi perhatian produsen susu formula untuk lebih memperbaiki produk mereka," lanjutnya.
Singhal dan timnya meneliti sejumlah kecil bayi yang baru dilahirkan di beberapa rumah sakit di Cambridge, Nottingham, Leicester, dan Glasgow. Dalam risetnya, para ilmuwan ataupun ibu tak mengetahui jenis susu formula mana yang dikonsumsi oleh bayi, apakah yang standar atau susu formula khusus yang mengandung berbagai vitamin, protein, dan mineral.
Dalam penelitian pertama, yang diikuti 299 bayi kelahiran 1993 dan 1995, susu-susu formula yang diperkaya berbagai nutrisi itu dikonsumsi selama sembilan bulan.
Studi kedua melibatkan 246 bayi yang lahir antara tahun 2003 dan 2005 dihentikan lebih awal karena ada bukti yang menghubungkan antara kelebihan nutrisi dan obesitas yang ditemukan pada penelitian pertama.
Inggris adalah salah satu negara dengan angka pemberian ASI terendah di Eropa dengan rata-rata satu dari tiga ibu baru tidak memberikan ASI kepada anaknya.
Sementara itu, sebuah penelitian sebelumnya juga mengemukakan, bayi yang awalnya mengonsumsi susu formula kemudian berpindah ke makanan padat lebih cepat daripada yang disarankan, yakni enam bulan, akan menjadi anak yang bertumbuh paling cepat.
Para pakar percaya hubungan antara kalori yang dicerna dan berat badan sangat kuat pada bayi ketimbang pada anak yang berusia lebih tua. ASI diyakini berkaitan dengan pertambahan berat yang lebih perlahan, sebaliknya susu formula akan meningkatkan produksi sel lemak tubuh sehingga berat badan bayi akan bertambah dengan cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar