Kamis, 09 Juni 2011

Doyan lkan Asin Berisiko Kanker



JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa penelitian menunjukkan, mengonsumsi ikan asin menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya kanker atau karsinoma nasofaring.  Salah satu zat yang terkandung dalam ikan asin yang disebut nitrosamin adalah faktor pemicunya.
"Nitrosamin adalah suatu zat yang karsinogenik, yang dapat menyebabkan kanker," ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof dr Bambang Hermani, Sp. THT-KL (K), Rabu (1/6/2011) di Jakarta.
Zat nitrosamin akan muncul dalam proses pengasinan dan penjemuran ikan asin di bawah terik matahari.  Sinar matahari akan bereaksi dengan nitrit (hasil perombakan protein) pada daging ikan sehingga membentuk senyawa nitrosamin.
Karsinoma nasofaring (KNF) adalah jenis tumor ganas daerah kepala dan leher yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Berdasarkan urutannya di kawasan Asia, kasus nasofaring paling banyak ditemukan di negara China bagian selatan, Hongkong, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
KNF ditemukan endemik di negara China selatan yang sebagian besar penduduknya mengonsumsi ikan asin.  Dalam suatu penelitian di China selatan terungkap bahwa penduduk desa yang banyak makan ikan asin ternyata tinggi pula angka penderita nasofaringnya.  Khusus di Eropa, kata Bambang, angka kejadian kanker nasofaring sangat jarang, bahkan sampai sekarang belum ditemukan kasus KNF pada orang kulit putih.
Bambang mengatakan, ikan asin yang diproduksi di Indonesia relatif masih aman untuk dikonsumsi meskipun ia menyarankan  masyarakat agar tidak terlalu sering mengonsumsinya.
"Ikan asin di China selatan dan Indonesia memang ada perbedaan. Yang jelas, kadar toksinnya itu. Di Indonesia belum ada penelitian yang mengatakan kalau ikan asin sebagai faktor penyebab. Kalau sekali-sekali makan enggak apa-apa, yang penting jangan jangka panjang," tuturnya.
Kanker nasofaring, papar Bambang, tidak disebabkan oleh salah satu satu faktor saja, tetapi multifaktor, seperti genetika, makanan, gizi, penyakit kronis, rokok, alkohol, asap debu, dan infeksi virus Epstein Barr.
Beberapa faktor lain juga memengaruhi atau memicu terjadinya KNF, yaitu  bekerja di lingkungan yang  terpapar gas dan bahan kimia industri, peleburan besi, formaldehinda, dan serbuk kayu.
Berdasarkan data pasien yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, ditemukan lebih dari 100 kasus baru penderita nasofaring  setiap tahunnya. Sebagian besar pasien yang datang berobat sudah dalam stadium lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar