Kamis, 09 Juni 2011

Perokok Terancam Kanker Nasofaring





Abu rokok bisa bikin mata kelilipan

JAKARTA, SABTU - Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin. Itulah isi pesan yang tertera di setiap bungkus rokok yang beredar di pasaran Indonesia. Pesan singkat tersebut bukannya asal tulis, sebab kebiasaan mengisap rokok ditengarai dapat mengundang beberapa penyakit.
Seperti rilis yang dikeluarkan para dokter yang tergabung di dalam Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) , Jakarta, Sabtu (19/7) bahwa kebiasaan merokok dapat menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kanker nasofaring.
Menurut dr. Marlinda A. Yudharto, Sp.THT. kebiasaan menghabiskan rokok 10 batang setiap hari dapat memicu 2,06 kali meningkatnya resiko terkena kanker nasofaring. "Selain orang dewasa, kanker nasofaring juga bisa menyerang pada anak-anak, yang sehari-hari berada di lingkungan yang dipenuhi oleh asap rokok," terang Linda.
Linda menerangkan, setiap tahun ada sekitar 150-175 orang yang datang berobat akibat terserang kanker nasofaring. Kisaran tersebut setiap tahun dapat berubah, kadang turun kadang naik, beber salah satu anggota POI ini. Dia melanjutkan, kasus kanker nasofaring lebih banyak terjadi pada kaum adam daripada wanita dengan perbandingan tiga banding satu.
Sebenarnya apa kanker nasofaring itu? Kanker nasofaring adalah kanker yang berasal dari sel epitel nasofaring yang berada di rongga belakang hidung dan di belakang langit-langit rongga mulut. Letaknya yang berdekatan, membuat penyebarannya menjadi mudah terjadi pada bagian mata, telinga, kelenjar leher dan otak.
Penyebab kanker nasofaring sebenarnya multifaktor. Tidak hanya rokok, bahan makanan yang menggunakan pengawet maupun rumah dan tempat kerja yang dipenuhi asap beresiko menimbulkan kanker. "Virus Epstein barr, faktor genetik, faktor lingkungan maupun perilaku diet yang tidak tepat, juga bisa mempengaruhi terjadinya kanker nasofaring," beber Linda.
Telinga berdengung dan terasa penuh pada satu sisi tanpa disertai rasa sakit sampai dengan pendengaran berkurang bisa jadi merupakan gejala dini kanker nasofaring. Gejala dini lainnya bisa berupa mimisan pada hidung yang terus berulang, ingus bercampur darah, hidung tersumbat terus-menerus dan pilek pada satu sisi saja. Deteksi dini dapat dilakukan dengan cara memeriksaakan diri ke dokter bila mengalami keluhan pada telinga dan hidung.
Untuk gejala lanjut dapat diketahui dari kelenjar getah bening leher yang membesar, nyeri dan sakit kepala, kemudian pada mata terjadi penglihatan ganda, juling dan kelopak mata menutup pada sisi yang terkena.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menciptakan pola hidup dan lingkungan yang sehat, mengurangi konsumsi makan yang memakai pengawet, dan menghindari polusi udara dan tentunya hindari mengkonsumsi rokok.
Bagi yang sudah terlanjur mengidap kanker nasofaring dapat melakukan terapi maupun penyinaran, tergantung pada stadium. "Untuk stadium satu hanya diberikan terapi radiasi saja, sedangkan untuk stadium lebih tinggi di perlukan kombinasi radiasi dan kemoterapi," jelas Linda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar